Bangunan Dirancang untuk 25 Tahun

Bangunan Dirancang untuk 25 Tahun

KRAMATMULYA – Ambruknya atap bangunan TK Unggulan Cikaso diduga karena salah konstruksi. Sebab bangunan sekolah eks sekolah berstandar internasional tersebut dirancang untuk 25 tahun. Mantan Ketua Komite Sekolah SBI (sekolah berstandar internasional) Dr H Yoyo Sunaryo MP tahu betul proses yang dijalani pada saat itu. Kepada Radar dia menyebutkan, bahwa bangunan di atas hamparan 5,6 hektare itu dirancang untuk 25 tahun. “Dirancangnya kan untuk 25 tahun, kalau ternyata sekarang baru 5 tahun ada lokal yang ambruk, maka ada kesalahan konstruksi,” kata tokoh Desa Cikaso yang 2 tahun ke belakang lengser dari komite sekolah tersebut, kemarin (21/1). Dia mengatakan, bangunan SBI berangka baja ringan. Sehingga tidak kena rayap dan antikarat. Jika ternyata tidak kuat menyangga beban, kemungkinan besar ada kesalahan alias kurang spek. “Karena seberat-beratnya genting, seperti contoh genting jenis morando, misalnya, kalau speknya bagus mah tetap kuat,” ucapnya. Mengenai sistem pembangunan yang berlaku saat itu, menurut Yoyo, menggunakan sistem swakelola. Namun dalam praktiknya dipihakketigakan, mengingat UPTD tidak ahli dalam urusan konstruksi. Terlebih anggarannya di atas Rp5 miliar yang digelontorkan secara bertahap. “Kelihatannya swakelola, tapi pasti kan dipihakketigakan. UPTD enggak bisa membangun semegah itu kalau tidak bekerja sama dengan pemborong,” tutur pensiunan birokrat tersebut. Terlebih menurutnya, proses pembangunan gedung TK tersebut memakan waktu cukup lama hingga sekitar 3 tahun. Yoyo pun tahu pemborongnya, berinisial BH. Bahkan dalam waktu lama ia menyewa rumah untuk dijadikan base camp beserta para anak buahnya. “Anak buahnya bukan warga Cikaso. Base camp-nya di blok yang dekat dengan SBI,” terang Yoyo. Selaku mantan ketua komite sekaligus tokoh desa setempat, pihaknya meminta agar seluruh bangunan dicek ulang. Karena khawatir ruang kelas lain pun bermasalah, sehingga membahayakan siswa. “Saya mohon agar seluruh bangunan dicek ulang. Jangan-jangan yang lain juga bermasalah,” pintanya. Lebih jauh, Yoyo mengungkapkan, bahwa bangunan SBI banyak yang menyanjung. Terutama dari pihak luar yang melakukan studi banding. Hanya saja, ternyata pemeliharaannya tidak ada. Untuk tenaga pembersih saja hanya 2 orang, yang idealnya 6 orang. “Lahan seluas 5,6 hektare, tapi tenaga pemeliharaanya hanya 2 orang. Karena anggaran untuk itu minim,” tukasnya. Terpisah, sejumlah pihak sangat menyayangkan bencana yang menimpa TK eks SBI tersebut. Tidak hanya dari kalangan pemborong, keprihatinan itu datang pula dari wakil rakyat. Salah satunya Nuzul Rachdy SE, politisi PDIP. “Mengecewakan sekolah bertaraf internasional ambruk,” tegas Zul, caleg incumbent dari dapil II. Namun ketika ditanya siapa pemborongnya, Zul tidak menjawabnya. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: