Tinggalkan Hotel, Menginap di Pengungsian

Tinggalkan Hotel, Menginap di Pengungsian

GAYA spontan Dahlan Iskan muncul lagi di Medan. Sesaat setelah tiba di ibu kota Sumatera Utara untuk mengikuti kegiatan debat konvensi capres Partai Demokrat, menteri BUMN itu langsung berkunjung ke lokasi pengungsian bencana Gunung Sinabung di Jumbur Taras, Berastagi, Senin menjelang tengah malam (20/1). Saat itulah Dahlan membuat keputusan mendadak. Setelah berinteraksi dengan para pengungsi, terutama anak-anak, mantan Dirut PLN itu memastikan tidak balik ke hotel. Dia memilih tidur di barak pengungsian bersama para pengungsi. Sebagai peserta konvensi capres Partai Demokrat, Dahlan sebenarnya mendapat jatah menginap di Grand Aston City Hall Hotel, Medan. Selain itu, terkait keinginan langsung berkunjung ke lokasi pengungsi bencana Gunung Sinabung, tim Dahlan juga sudah menyiapkan kamar hotel di sekitar Berastagi. \"Saya mau menginap di sini saja bersama anak-anak,\" kata Dahlan kepada anggota tim dan stafnya yang mendampingi. Kisah Lily, siswa SMA yang menjadi salah seorang korban Sinabung, Dahlan ingin ikut merasakan kehidupan para pengungsi di sana. Lily termasuk satu di antara anak-anak yang turut menulis surat untuk Dahlan. Surat-surat yang kemudian dikumpulkan menjadi satu buku itu dibaca Dahlan satu per satu. Bukan hanya lewat tulisan. Anak-anak yang menulis surat itu sempat berdialog langsung dengan Dahlan. Tampak keakraban yang tulus, seperti halnya keakraban orang tua kepada anak-anaknya. Tidak berhenti di situ. Sekitar pukul 03.30 Dahlan yang memakai kaus putih dibalut sweter sudah bangun. Ketika itu hampir semua pengungsi masih terlelap dalam tidurnya masing-masing. Dia pun sempat berkeliling di sekitar lokasi pengungsian. Dia juga mendatangi dapur umum yang sejumlah petugasnya sudah sibuk memasak untuk sarapan para pengungsi. Dahlan menyalami mereka satu per satu. Tampak raut haru di wajah mereka. Selesai berkeliling, sekitar 04.05 Dahlan mengajak camat Berastagi keluar dari lokasi pengungsian yang menampung sekitar 1.099 jiwa itu menggunakan mobil. Diikuti kepala desa setempat, Dahlan menuju arah Gunung Sinabung. Dalam perjalanan itu camat sempat menanyakan tujuan rombongan sebenarnya. Saat itulah Dahlan menyampaikan kalau ingin ke Desa Jeraya dan Desa Pintu Besi, Kecamatan Simpang Empat. \"Tadi malam sambil tidur-tiduran di samping saya ada dua anak SMP yang menyampaikan mereka berasal dari sana. Saya mau tahu kondisi desanya,\" kata Dahlan. Selesai berkeliling desa, Dahlan menuju Desa Naman, sekitar 4 km dari Gunung Sinabung. Sampai di sana terlihat dua orang sedang menunaikan Salat Subuh. Dahlan pun pamit ikut mendirikan salat. Dua orang itu adalah Ustad Ahirta Sitepu dan Rio. Keduanya memutuskan tidak mengungsi karena ingin menjaga desa. Pada saat yang sama terlihat jelas lahar panas turun dari gunung. Bersama gonggongan anjing dari kejauhan, terdengar pula letusan disertai keluarnya asap hitam. Setelah memperhatikan peristiwa alam tersebut, Dahlan bersalaman dengan dua orang yang memilih bertahan tersebut. Dia bersama rombongan pamit. Jarum jam menunjuk hampir pukul 6 pagi. \"Subhanallah ada menteri pagi-pagi ke sini melihat kami, menginap pula dengan pengungsi. Jarang seperti ini,\" ujar Ustad Ahirta. (dyn/c2/tom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: