Meninggal karena Shock Berat

Meninggal karena Shock Berat

INDRAMAYU – Warga meninggal dunia akibat banjir terus bertambah. Sakem (55), warga RT 05 RW 03 Dusun Sigrong, Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, tewas di tempat pengungsian. Ibu tiga anak tersebut mengungsi di Pos Kamling dekat rumahnya. Korban meninggal diduga akibat shock berat dan kedinginan. “Warga mengira korban sedang tidur, baru tahu meninggal ketika hendak dibangunkan,” ujar Casman (31) tetangga korban. Menurut dia, korban tidak bisa dikebumikan di TPU Desa Bugel karena terendam banjir. “Akhirnya dimakamkan di TPU Benda Desa Patrol Lor, karena desa tersebut tidak kena banjir,” kata dia, kemarin. Sementara itu, banjir di wilayah barat Indramayu, masih merendam puluhan kecamatan. Kondisi terparah terjadi di Kecamatan Patrol, Kandanghaur, dan Losarang. Di Kandanghaur, banjir dahsyat menerjang Desa Eretan Kulon dan Eretan Wetan. Ribuan rumah, ratusan hektare tambak, gedung sekolah, dan tempat ibadah terendam ketinggian air mencapai 2 meter. “Banjir tidak saja akibat curah hujan yang tinggi dan luapan sungai, namun akibat gelombang pasang laut (rob, red), karena dua desa tersebut dekat dengan pantai,” ujar Toha (40) warga Eretan Kulon. Ribuan warga Desa Bugel dan Sukahaji, Kecamatan Patrol, kembali menempati posko pengungsian di Masjid Darussalam Bugel. Hujan deras yang turun sejak Senin (20/1) malam hingga kemarin pagi mengakibatkan banjir datang kembali. “Kami bersama personel Koramil, Polsek, dan Pol PP Kecamatan Patrol kembali melakukan evakuasi warga, karena banjir datang lagi dan air terus naik. Kami tidak menyangka kalau banjir akan datang lagi. Karena kemarin air semakin surut dan cuaca sudah mulai terang,” kata Kepala Desa Bugel, Abdul Gani. Di bagian lain, arus lalu lintas di jalur pantura Indramayu, Selasa (21/1) masih belum normal. Di sejumlah titik, yakni ruas jalan wilayah Kandanghaur dan Lohbener masih terendam banjir. Namun, genangan air di ruas jalan tersebut tidak setinggi dua hari sebelumnya. Pantauan Radar, antrean panjang kendaraan terlihat di sepanjang jalan pantura Indramayu. Kendaraan didominasi angkutan barang seperti truk, trailer serta tronton. Kemacetan parah terlihat pada jalur arah dari Cirebon menuju Jakarta. Selain tersendat akibat banjir di ruas jalan di tiga wilayah itu, juga banjir terjadi di Pamanukan, Kabupaten Subang. Dampak banjir di Pamanukan, antrean kendaraan mengular sampai Eretan, Kecamatan Kandanghaur. \"Disambung banjir di Eretan Wetan, sehingga arus lalu lintas macet parah. Saya saja terjebak macet sejak hari Senin. Sekarang baru sampai Patrol,\" ujar Wartono (37) pengemudi truk Fuso mengangkut sembako, kemarin. Jalur pantura yang terendam banjir di wilayah Lohbener, yakni di Desa Kiajaran Kulon. Ketinggian air mencapai 30 sentimeter. Akibatnya, arus kendaraan tersendat. Sedangkan di Kandanghaur, banjir merendam jalur pantura Ciet. Di jalur pantura Losarang, banjir kini sudah surut. \"Di jalur wilayah kami sudah surut. Kalau pemukiman warga sampai saat ini masih terendam. Seperti di Desa Pangakalan. Ketinggian air sekitar 70 sentimeter,\" ujar Kapolsek Losarang Kompol Asep Wawan SH. MAHFUDZ INSTRUKSIKAN KADER BANTU KORBAN Banjir besar yang melanda wilayah Indramayu menjadi perhatian serius Mahfudz Siddiq. Anggota DPR RI dari dapil Indramayu-Cirebon tersebut menginstruksikan kader dan relawannya agar meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir. \"Jangan saling menyalahkan, lakukan saja pelayanan dan koordinasi semaksimal mungkin,” tegas Mahfudz kepada Radar, kemarin. Mahfudz menyampaikan hal itu dalam Koordinasi dengan Relawan Sahabat Mahfudz Siddiq di Cirebon kemarin. Dia juga mengimbau agar masyarakat tak saling menyalahkan aparat desa-pemkab dalam menghadapi musibah banjir. “Hasil evaluasi kinerja pelayanan publik pada bencana banjir kemarin sudah relatif berjalan bagus. Tapi banjir belum selesai, jadi pelayanan harus ditingkatkan terutama pelayanan pascabanjir,” tutur Ketua Komisi 1 DPR RI ini. Salah satu tokoh masyarakat Indramayu, H Liong, mengakui kontribusi kader-kader PKS dan relawan SMS di masyarakat dalam berbagai hal. “Saya dulu benci dengan PKS, tapi pandangan saya berubah setelah melihat kerja-kerja nyata dan kepedulian mereka di masyarakat,” tutur pria paruh baya ini. (kom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: