Akibat Banjir, Padi Terancam Busuk

Akibat Banjir, Padi Terancam Busuk

MAJALENGKA–Musibah banjir langganan yang terjadi di Sungai Cikamangi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka setiap kali memasuki musim penghujan tentu berdampak kepada petani setempat. Pasalnya, akibat peristiwa tersebut sejumlah petani terancam merugi hingga puluhan ton pada musim panen mendatang. Tono (29), pemilik areal pertanian di daerah banjir tersebut kerap kesulitan setiap memasuki musim penghujan. Betapa tidak, musim penghujan kondisi luapan Sungai Cikamangi selalu merendam puluhan hektare sawah. Masa panen di musim penghujan pada tahun lalu saja, dirinya harus kehilangan 2 ton gabah dari luas lahan 2 hektare tersebut. Biasanya, jika panen normal atau memasuki musim kemarau dirinya mampu mendapatkan 4 ton gabah. “Kalau beruntung dan tidak adanya hama di areal sawah bisa mendapatkan sekitar 4 ton lebih. Tetapi kalau setiap musim hujan pasti berkurang separuh dari hasil panennya. Karena kondisi padi yang baru tumbuh sekitar usia satu bulan lebih ini tidak bisa berkembang dengan maksimal,” ungkapnya. Menurutnya, akibat musibah banjir langganan yang sudah terjadi dua kali di lokasi tersebut dirinya khawatir terhadap kondisi tanaman padi miliknya. Pasalnya, hal tersebut bukan tidak mungkin akan menyebabkan tanaman padi menjadi busuk akibat sering terendam air. “Mudah-mudahan saja tidak sampai terjadi. Karena kalau sampai terjadi, kita bisa kehilangan hasil panen yang menyusut cukup banyak,” harapnya. Sementara itu, Camat Ligung H Gatot Sulaeman AP MSi mengatakan, fenomena musiman ini akibat dangkalnya Sungai Cikamangi. Terlebih, kawasan Ligung khususnya Desa Leuweunghapit yang menjadi kawasan hilir. Sehingga kondisi air tidak mampu mengalir secara baik. Alhasil ketika musim penghujan, Sungai Cikamangi sering meluap dan membanjiri kawasan sekitar bantarannya, khususnya antara perbatasan Desa Bantarwaru dan Leuweunghapit. “Kami sudah upayakan membendung tanggul pada sungai yang dangkal. Tetapi tetap pada saat hujan deras turun, kapasitas sungai tersebut tidak mampu menampung volume air yang begitu melimpah dan sering terjadinya tanggul jebol,” jelasnya. Dia menyebutkan, pihaknya telah melakukan upaya untuk menanggulangi hal ini dengan menghubungi pihak Balai Besar Wilayas Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. Hal ini mengingat status pengelolaan sungai tersebut berada di BBWS. Sementara itu, persoalan musibah banjir musiman di Sungai Cikamangi, Desa Leuweunghapit, Kecamatan Ligung, ditanggapi serius oleh Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi. Menurutnya, Pemkab Majalengka telah melakukan berbagai upaya seperti dibukanya saluran air yang terdapat di beberapa hulu sungai. “Kita masih akan kaji melalui BPBD dan instansi lainnya faktor penyebab lainnya. Memang kondisi sungai cukup dangkal. Proyek dari BBWS pernah direalisasikan namun hanya untuk bantaran sungai di pemukiman padat penduduk di Desa Leuweunghapit awal tahun 2013 lalu,” pungkasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: