Sembako Naik, Nelayan ”Ngiri”

Sembako Naik, Nelayan ”Ngiri”

Langsung Dibeli Tengkulak, Harga Ikan Tetap Rendah KEJAKSAN – Hamipr satu bulan terakhir ini berbagai kebutuhan pokok masyarakat naik harga. Bahkan karena harga terlalu tinggi, tidak sedikit masyarakat kecil tidak mampu membeli kebutuhan pokok sehari-hari. Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut membuat para nelayan “ngiri”. Sebab, harga ikan laut hasil tangkapan mereka tetap saja rendah. Menurut salah seorang nelayan Kesenden, Rasdi,  dirinya tidak pernah merasakan ada kenaikan harga ikan. Sebab, ikan-ikan tersebut langsung dibeli oleh tengkulak setelah sampai di darat. “Nelayan menikmati harga ikan itu kalau saat sedang sepi tangkapan ikan. Selebihnya seperti biasa, meski kebutuhan pokok lain naik, harga ikan tetap. Kalau di tingkat nelayan harganya pasti rendah tapi kalau sudah ada di pasar bisa saja mengalami kenaikan,” kata dia kepada Radar, Selasa (20/7). Menurutnya, harga ikan yang tetap  dianggap sebagai  kerugian. Hal ini karena  saat bersamaan harga kebutuhan pokok lainnya naik. “Bagi kami kenaikan harga kebutuhan pokok saat ini semakin memberatkan hidup,” katanya. Lebih lanjut, Rasdi mengungkapkan selama ini nelayan  berangkat  sore hari dan pulang pagi hari untuk mencari ikan hingga ke perairan Gebang dan Indramayu. Dengan berbekal uang Rp400 ribu, bersama 20 nelayan lainnya minimal bisa menangkap ikan sebenyak 500 kg. “Sedangkan untuk hasil setelah melaut tersebut, masing-masing nelayan rata-rata hanya mendapatkan bagian uang sebesar Rp30 ribu-Rp40 ribu. Sebab, selain dipotong untuk modal, hasil tangkapan tersebut juga harus diberikan kepada pemilik kapal,” ungkapnya. Nelayan lainnya Rasta,  mengatakan dari tahun ke tahun kehidupan nelayan Cirebon khususnya di Kesenden sulit berubah. Sebagai nelayan dirinya sulit untuk menjual harga ikan dengan harga tinggi karena langsung dibeli oleh tengkulak. “Sebab keberadaan tempat pelelangan ikan (TPI) yang ada di Kesenden hanya mampu bertahan 1 bulan dan saat ini dibiarkan mati tidak terawat dengan baik,” jelas dia. Dirinya tetap bertahan menjadi nelayan karena merasa tidak memiliki kemampuan lain selain mencari ikan. Dalam kondisi apapun, Rasta  akan menjadi nelayan meski ekonominya tidak pernah berubah. (mam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: