Belum Terdaftar Cagar Budaya Bangunan Asli Klenteng Hok Keng Tong Hancur

Belum Terdaftar Cagar Budaya Bangunan Asli Klenteng Hok Keng Tong Hancur

CIREBON - Sejarah pasti berdirinya kelenteng Hok Keng Tong atau dikenal Fu Qing Tang, terletak di desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Plered, Cirebon dengan Altar Utama YM Hok Tek Ceng Sin Kongco bertuliskan tanggal 12 Juni 1958 (kalender lunar) berarti sudah berusia 624 tahun, ternyata sulit ditelusuri, dikarenakan dari generasi ke generasi kurang adanya kesinambungan antar pengurus. Radarcirebon.com saat menyambangi Klenteng Hok Keng Tong, tampak pembangunan bangunan utama yang akan akan dipakai sebagai tempat altar YM Hok Teng Ceng Sin Kongco dan beberapa altar pendampingnya. Klenteng Hok Keng Tong merupakan salah satu Vihara istimewa dari empat Vihara di tanah Jawa. Kini, salah satu cagar budaya, bangunan lama Kongco YM Hok Tek Ceng Sin sudah tidak ada lagi. Menurut Lim Po Giok, Ketua Yayasan Vihara Dharma Sukha, Klenteng Kongco YM Hok Tek Ceng Sin tidak layak dan banyak bagian yang sudah dimakan usia dan bocor dimana-mana. Diakuinya, saat rencana pembangunan terjadi pro dan kontra. \"Daripada hancur lebih baik mewujudkan ketertinggalan Klenteng Fu Qing Tang atau Hok Keng Tong. Saat ini, tersisa patung YM Kongco Hok Tek Ceng Sin beserta pengawal berusia 624 tahun dan papan Kongco Hok Tek Ceng Sin \'Penyandang Kebajikan yang Tiada Batas\' sumbangan Kapitan Tan Jiet Ing, zaman Dinasti Cia Cing tahun 1795-1820,\" ujarnya kepada Radarcirebon.com, Rabu (23/1). Penelusuran Radarcirebon.com hanya mendapati cuplikan tulisan lama sejarah Klenteng Hok Keng Tong, \"pembikinan klenteng di Tanah Djawa jang pertama jalah di Plered (Pemarakan-Weru Tjirebon) jaitoe pada taoen Tionghoa 1940, sesudahnja dateng Soenan Gunung Djati. Pada taoen 1830, itoengan Tionghoa Tokong, ke 9. Klenteng Plered dipindahkan ke Pasar Lama dengan balok duanja dan soehoenannja jang dipake ja bekas soehoenan Klenteng lama. Makanja dipindahkan lantaran ada Passe-Steesel, atoeran dari pemerentah Kolonial Blanda, djadi patoeng dari Toa Pe Kong Tjo, sehingga sekarang soedah 569 taoen. Jang memindahkan Klenteng jalah Kong Tjo nja taoen Gow Tjin Lian, Tjirebon. Taoen The Thaij San dan boejoetnja taoen Gow Tjin Lian, Tjirebon Taoen Siaw Kok Tin alias Babah Palembang. Makanja diadakan \"Passer-Steesel\" lantaran orang2 Tionghoa pada itoe waktoe baik jang membantoe pada pangeran \"Diponegoro\" waktoe perang dengan Kolonile Blanda, pada taoen 1825 sampe taoen 1829\". Ironisnya, Klenteng yang bernilai sejarah ini selain telah berubah bentuk, belum terdaftar sebagai warisan cagar budaya Pemerintah Kabupaten Cirebon. (wb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: