Sjahrir Tak Hilang Akal saat Indonesia Kena Blokade Ekonomi, Barter Barang dengan India via Pelabuhan Cirebon

Sjahrir Tak Hilang Akal saat Indonesia Kena Blokade Ekonomi, Barter Barang dengan India via Pelabuhan Cirebon

Perdana Menteri, Sutan Sjahrir mengambil langkah barter dengan India saat Indonesia kena blokade ekonomi oleh Belanda. -Istimewa-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Perdana Menteri Indonesia, Sutan Sjahrir membuktikan kepiawaannya dalam percaturan politik internasional.

Padahal, Indonesia sempat terkena blokade ekonomi oleh Belanda pasca merdeka ada 17, Agustus 1945 yang membuat republik muda ini, tidak dapat melakukan perdagangan internasional.

Kondisi ekonomi juga sedang carut marut. Pasca merdeka, Indonesia menjadi negara yang teramat miskin.

Di sisi lain, Indonesia juga membutuhkan pengakuan internasional agar kedaulatan dan kemerdekaannya benar-benar didapatkan secara penuh.

BACA JUGA:Sukses Berangkatkan Haji, Bandara Kertajati Bakal Jadi Pelabuhan Umroh

Belanda pada waktu itu, baru mengakui Jawa, Sumatera dan Madura sebagai bagian dari Indonesia lewat Perjanjian Linggarjati.

Tapi, Sjahrir seperti tidak hilang akal. Aktivitas ekonomi tetap dilakukannya. Termasuk melakukan hubungan ekspor impor dengan India yang pada waktu itu sedang dalam tahap menjelang merdeka dari Inggris.

Buku Sjahrir Peran Besar Bung Kecil, banyak mengungkap bagaimana sosok 'bapak bangsa' tersebut lihai memainkan perannya dalam politik luar negeri.

Sekitar tahun 1946, Sjahrir menginisiasi perdagangan dengan India menggunakan sistem barter. Ditawarkan beras dari Jawa untuk dikirimkan ke India.

BACA JUGA:Usai Nyoblos, Pemilih Pilkades Kuningan Meninggal Dunia

Beras tersebut diangkut ke Pelabuhan Cirebon dan langsung dinaikan ke kapal-kapal kargo milik India. Salah satu sumber beras tersebut berasal dari Cikampek.

Sebaliknya, dalam perdagangan sistem barter itu, India membawa produk tekstil dan obat-obatan untuk Indonesia.

Namun, hubungan perdagangan ini tidak sekadar ekspor impor biasa. Tapi kejelian Sjahrir dalam memainkan politik internasional.

Semua prosesnya dimulai pada April 1946. Sjahrir membuat penawaran sensasional yakni mengirimkan setengah juta ton beras dari Jawa ke India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: