Koh-i-Noor, Berlian Penuh Kutukan, Siapapun yang Memakainya Bisa Hancur, Terkecuali Sosok Ini
Mahkota Ratu Inggris bertahtakan berlian Koh-i-Noor.-Istimewa-
RADARCIREBON.COM – Sebagai negara yang memiliki wilayah jajahan yang begitu luas, Inggris mempunyai banyak peninggalan bersejarah, salah satunya berlian Koh-i-Noor.
Berlian Koh-i-Noor yang terpajang di mahkota Kerajaan Inggris merupakan simbol penaklukan.
Berlian Koh-i-Noor disematkan dalam mahkota Ratu Inggris selama ratusan tahun.
Mahkota bertahtakan berlian Koh-i-Noor kerap digunakan oleh pemimpin wanita Inggris antara lain Ratu Victoria, Ratu Elizabeth, dan Ratu Elizabeth II.
BACA JUGA:Tekan Angka Stunting dan Kekerasan Anak Jadi Target Kabupaten Cirebon
Namun, pada saat penobatan Raja Charles III, berlian Koh-i-Noor tidak muncul dan sang raja pun tidak memakai mahkota tersebut.
Berdasarkan catatan sejarah, berlian Koh-i-Noor berarti gunung cahaya dalam bahasa Persia. Ini merupakan berlian paling terkenal di mahkota permata. Berlian ini telah menjadi subyek penaklukan dan intrik selama berabad-abad.
Koh-i-noor telah berpindah tangan dari mulai Pangeran Mughal, prajurit Iran, penguasa Afghanistan hingga Maharaja Punjab.
Ratu Wufa Begum dari Afghanistan pada abad ke 18 pernah mengibaratkan nilai dari berlian Koh-i-Noor itu.
Koh-i-Noor tersebut awalnya ditemukan di wilayah tambang Golconda India sebesar 186 karat. Pada 1849 berlian diserahkan ke Inggris di bawah perjanjian setelah perang Anglo-Sikh.
Perjanjian ditandatangani penguasa Sikh berusia 10 tahun setelah ibunya dimasukkan ke penjara.
Sepanjang sejarah, permata itu diperdagangkan di antara berbagai penguasa Hindu, Mongolia, Persia, Afghanistan, dan Sikh. Para penguasa berperang untuk memilikinya.
Namun, ada semacam kutukan jika berlian tersebut dipakai oleh penguasa laki-laki.
Menurut The Lust and Curse of the Koh-i-Noor Diamond of India karya Bipin Shah, batu berharga ini membawa kutukan bagi pria yang memilikinya, tapi tidak bagi wanita.
Setiap pangeran atau raja yang memiliki berlian Koh-i-Noor pada akhirnya akan kehilangan kekuatannya bahkan nyawa.
BACA JUGA:Merasa BIJB Kertajati Menjadi Pintu Masuk ke Daerahnya, Bupati Majalengka Telah Siapkan Ini
Kerajaan Golconda (negara bagian Telengana, saat ini India), Kekaisaran khilji, Kekaisaran Tughlaq, Kekaisaran Lodhi, Kekaisaran Mughal, Kekaisaran Maratha, Kerajaan Persia, Kekaisaran Durrani, Khanate Afghanistan, Kekaisaran Sikh semua runtuh saat penguasa memiliki berlian Koh-i-Noor.
Menurut situs Vulcan's Forge, perusahaan berlian di Amerika Serikat, tinggi kutukan dapat dilihat pada kerajaan-kerajaan di atas yang runtuh saat memegang Koh-i-Noor.
Dalam situs yang sama, disebutkan pula jika kutukan ini hanya berdampak pada pria.
"Hanya Tuhan dan wanitalah yang bisa mengenakan berlian ini," bunyi kutukan yang biasa terdengar di masyarakat.
Sepeninggalnya Ratu Elizabeth II, takhta kerajaan Inggris kini beralih ke anaknya Raja Charles III. Mahkota yang selalu dipakai Ratu Elizabeth II dalam setiap acara kerajaan pun akan diwariskan.
BACA JUGA:2 Bandara di Pulau Jawa Tidak Lagi Berkelas Internasional, Salah Satunya ada di Jabar
Permaisuri Raja Charles III, Camilla yang dijuluki Duchess of Cornwall, dikabarkan akan mendapatkan mahkota tersebut.
Sementara, pemerintah India telah berulang kali mengangkat masalah pemulangan Koh-i-Noor dengan Pemerintah Inggris.
Masyarakat India percaya berlian ini diturunkan oleh Sang Surya atau Dewa Matahari sebagai hadiah untuk Bumi.
Sementara umat Hindu meyakini permata seindah itu telah dicuri dari Dewa Khrisna saat tengah lelap tertidur.
BACA JUGA:20 Mahasiswa 'Turun Gunung' Melalui Program Perguruan Tinggi Mandiri Membangun Desa
Kisah-kisah itu semuanya dihubungkan dengan perhiasan Syamantaka yang terkenal berkekuatan supranatural dalam mitologi Hindu-India.
Istana Buckingham membuat pengumuman: Keluarga kerajaan telah memutuskan untuk meninggalkan permata kontroversial itu dari upacara penobatan Charles dan Camilla. Untuk saat ini, itu tetap terkunci di Menara London, sebagai "simbol penaklukan". (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: