Melihat Potensi Hasil Usaha Pertanian Kabupaten Majalengka

Melihat Potensi Hasil Usaha Pertanian Kabupaten Majalengka

Tidak ada yang menyangka jika Kabupaten Majalengka termasuk salah satu daerah penghasil bawang merah yang memasok pasar induk Caringin Bandung dalam jumlah besar. Namun itulah kenyataan yang berlangsung selama ini, jika dirata-ratakan sedikitnya 10 ton bawang dikirim dari Majalengka ke pasar terbesar di ibu kota Provinsi Jawa Barat tersebut. LAPORAN Waska Eko - Maja Majalengka NUANSA pedesaan sangat terasa saat Radar berkunjung ke Dusun Panyindangan, Desa Cieurih, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Jalan berkelok dengan tanjakan yang cukup curam harus dilalui untuk sampai ke kampung yang persis ada di bawah pegunungan Kota Angin yang dapat diakses dari jalur Cigasong-Basuki-Cieurih atau Majalengka-Kulur-Cieurih tersebut. Bagi yang belum pernah berkunjung ke kampung tersebut, mungkin tidak ada yang menyangka jika daerah tersebut menjadi sentra penghasil bawang merah yang setiap hari memenuhi kebutuhan masyarakat Bandung dan sekitarnya. Namun saat sampai ke kampung yang kondisinya cukup damai tersebut, tanda-tanda bahwa daerah itu sebagai penghasil bawang sudah terlihat dengan adanya aktivitas ibu-ibu yang sedang membersihkan bawang baik di rumahnya masing-masing atau secara berkelompok di tempat khusus. Saat tiba di salah satu bangunan yang lumayan besar di samping rumah megah, terlihat puluhan wanita usia lanjut dan setengah baya tampak sibuk membersihkan bawang merah kering yang siap dikemas ke dalam karung. Seorang pria paruh baya, H Ayudin (60) yang tidak lain sebagai pengusaha bawang langsung menyambut kedatangan Radar dan seorang pejabat Dinas KUKM Perindag Majalengka yang saat itu ingin melakukan tugasnya memantau perkembangan usaha masyarakat yang menjadi bidang garapannya. \"Alhamdulillah aktivitas ibu-ibu yang bekerja membersihkan bawang yang akan dikemas untuk dikirim ke Pasar Caringin Bandung masih lancar setiap hari meskipun saat ini musim hujan cukup deras. Setiap hari hampir 170 orang warga ikut bekerja membersihkan bawang yang kami tempatkan di beberapa lokasi dan ada yang di rumahnya yang hasilnya dianter kembali ke sini,\" jelas H Ayudin kepada Radar, di lokasi usahanya. Dikatakan Ayudin, usaha jual beli bawang sudah dilakukan dirinya sejak tahun 1990 an yang diawali dengan menjadi pedagang bawang di Pasar Caringin. Setelah dirinya memiliki modal, kemudian di tahun tersebut memulai usaha budidaya bawang dengan masyarakat di sekitar Kecamatan Maja, Majalengka sampai akhirnya seperti saat ini dapat memasok bawang merah ke Pasar Induk Caringin Bandung dengan jumlah jika dirata-ratakan setiap hari lebih dari 10 ton. Untuk memenuhi kebutuhan bawang merah setiap hari kata Ayudin, lebih dari 75 persennya ia peroleh dari para petani bawang yang ada di sekitar Kecamatan Maja dan sisanya terkadang didatangkan dari Cirebon, Brebes dan Jawa Timur. Kualitas bawang asal Kabupaten Majalengka tidak kalah kualitasnya dari bawang Brebes dan harganya pun bisa bersaing mengikuti perkembangan pasar. Menurut Ayudin, dengan adanya usaha bawang yang dilakukannya sudah puluhan tahun, dirinya dapat membantu perekonomian masyarakat khususnya kaum ibu-ibu. Dalam sebulan dirinya mengeluarkan uang untuk membayar ibu-ibu pekerja pembersih bawang yang akan dikemas lebih dari Rp 100 juta dengan sistem pembayaran upah kerja setiap 10 hari sekali. Ditambahkan Ayudin, sejak awal tahun 2013 dirinya mencoba mengembangkan usahanya dengan membuat bawang goreng untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal meskipun kapasitasnya masih kecil yakni antara 2 sampai 3 kuintal per minggu. Pengembangan usaha tersebut dilakukan setelah adanya program pelatihan dari Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka kerjasama dengan pengusaha bawang goreng dari Kuningan. Sementara itu, Kasi Pemberdayaan dan Pengembangan UKM Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka Dr Oman Surachman MM mengatakan, Kecamatan Maja khususnya Kampung Panyindangan Desa Cieurih merupakan sentra penghasil bawang di Kabupaten Majalengka. Saat ini usaha tersebut mulai dikembangkan dari yang semula hanya penghasil bawang mentah menjadi memproduksi bawang goreng. \"Usaha bawang goreng Majalengka mulai dikenal oleh masyarakat dengan sebutan bawang goreng asli tampa campuran. Dikatakan demikian karena bawang goreng asal Majalengka benar-benar asli tanpa campuran apa-apa bahan bakunya,\" ujar Oman. Ditambahkannya, pengembangan usaha dari penghasil bawang mentah dan sekarang sedikit demi sedikit menjadi penghasil bawang mentah dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi bawang Majalengka. Sebab, dengan pengembangan usaha tersebut si pengusaha dapat menjualnya dengan harga tinggi dan membukan lahan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar sehingga pemberdayaan dan pengembangan usaha masyarakat dapat tercapai. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: