Usut Tuntas Insiden TK Ambruk
KUNINGAN – Ambruknya bangunan TK Unggulan Cikaso Kramatmulya mengundang reaksi dari sejumlah elemen masyarakat. Mereka meminta agar pihak terkait mengusut tuntas insiden ambruknya bangunan tersebut. Sebab beberapa pihak mencium adanya indikasi penyimpangan. Salah satunya diungkapkan Komite Pemantau Transparansi dan Akuntabilitas Sekolah (Komptras) Kuningan. Ketua Komptras Dede Romdani menegaskan, kejadian tersebut bukan karena faktor alam maupun genting yang dipakai. Tapi ia menduga, akibat pemakaian material baja ringan untuk kuda-kuda yang ketebalannya kurang dari 0,7 mm. Penyebab kedua, lanjut dia, diduga akibat proses pemesanan rangka atap baja ringan tidak sesuai dengan mekanisme pemesanan yang benar. Sehingga kualitas material, aplikator, analisis beban dengan menggunakan software khusus, luput dari pengawasan. Menurutnya, ketika memesan baja ringan, pihak perusahaan dipastikan akan meminta data genting dan lainnya. Itu dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan baja yang dipesannya. “Mulai dari data genting yang akan digunakan, lampu gantung yang hendak dipasang dan data-data lainnya. Nah, kalau gentingnya morando, maka bajanya harus setebal apa. Itu maksud analisis software,” terang pria berlatar belakang pemborong tersebut kepada Radar, kemarin (23/1). Selain itu, Dede mencium adanya indikasi penunjukan perusahaan pemasang baja ringan yang bukan berdasarkan kualitas. Penyebab selanjutnya, Dede juga menduga, kurang dilibatkannya panitia sekolah dalam pengawasan pelaksanaan pembangunan. “Banyak hal lain yang menjadi indikator penyebab ambruknya sekolah. Untuk itu kami menuntut DPRD, polres, kejari dan Inspektorat agar mengusut tuntas perusahaan dan dinas terkait,” desaknya. Menurut dia, karena menyangkut keselamatan anak didik ke depan. Selain itu, bisa saja terjadi di luar sekolah unggulan yang kini banyak dibangun menggunakan baja ringan. Hal senada dilontarkan Ketua Aliansi Peduli Kuningan (APK), Farid Aries. Ia menaruh perhatian serius terhadap ambruknya atap rangka baja sekolah TK Unggulan di Cikaso. Mengingat kerugian yang paling besar bukan hanya pada aspek materil, tetapi nilai yang lebih penting. “Dalam hal ini terhambatnya proses pendidikan dan efek psikologis yang dialami oleh siswa tidak hanya sekolah tersebut, tetapi boleh jadi siswa-siswa di sekolah lain yang bangunannya menggunakan atap rangka baja,” kata dia. Oleh karena itu, APK mendorong kepolisian dan instansi terkait agar menyelesaikan persoalan ini secara tuntas. Bukan berhenti pada faktor alam, mestinya persoalan ini ditinjau berdasarkan satuan alat yang terukur. Sebab kejadian itu dapat ditakar dengan merunut kepada proses pembangunan dan kaidah-kaidahnya. “Dalam kerangka engineering, variabel robohnya atap baja ringan di bawah umur nilai ekonomisnya lebih disebabkan karena beberapa faktor. Pertama kesalahan perencanaan, yakni gambar dan spesifikasi yang kurang lengkap sistem struktur yang dipilih rentan kerusakan,” bebernya. Ia memisalkan, perhitungan rangka atap baja ringan mestinya menggunakan penutup genting metal tetapi nyatanya genting keramik. Penyebab kedua, akibat kesalahan pelaksanaan. Seperti kecelakan alat, pelaksanaan atau metode pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Atau juga dengan sengaja mengubah sepesifikasi untuk mendapatkan keuntungan yang besar. “Ketiga, material yang berkualitas rendah. Meskipun contoh material telah lolos uji laboratorium dan spesifikasi teknis yang ada telah terpenuhi, tetapi ada juga material yang cacat yang tidak terdeteksi dan diketahui setelah terjadi kegagalan karena contoh material yang diuji diambil secara acak dan tidak dilakukan pada semua material,” papar Farid. Penyebab berikutnya, karena kesalahan pemakaian. Ia memisalkan, beban yang ditanggung tidak sesuai dengan perencanaan. Contoh bobot genting yang tidak sesuai, pemasangan alat pemanas air tenaga surya dan lainnya yang berlebihan. Dikatakannya, perusahaan baja ringan yang berpengalaman biasanya mempunyai software khusus dalam perhitungan strukturnya, termasuk juga perhitungan beban-beban rencana. Beban genting merupakan bagian dari beban rencana yang tentunya harus sudah diperhitungkan pada saat mendisain struktur rangka atap baja ringan. “Jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi apabila struktur baja ringan tidak mampu menahan beban genting yang besar. Beban genting yang dipakai harus tercantum dalam gambar kerja atau gambar detail kuda-kuda, penghitungan analisa pembebanan baik itu beban mati, beban sendiri, beban hidup, beban angin, beban plafon, dan beban-beban lainnya yang bekerja pada suatu struktur baja ringan menjadi salah satu pertimbangan dominan,” jelas dia. Dari fakta karat yang ditemukan pada rangka baja ringan di lapangan, menurutnya, bisa menjadi titik tolak untuk dilakukan pendalaman. Karena usia rangka baja tersebut belum sampai pada titik maksimal nilai ekonomis yang diperkirakan rata-rata mencapai 15 sampai 20 tahun. Penelusuran empat faktor ilmiah tersebut seperti kesalahan perencanaan, kesalahan pelaksanaan, kesalahan pemakaian dan material yang berkualitas rendah, dapat menjadi kerangka acuan penyelidikan dan penyidikan. “Dari penelusuran ini akan tampak, apakah kejadian ini terjadi karena akibat kesalahan dalam perencanaan atau kesalahan pelaksana mengerjakan di luar perencanaan. APK menganggap langkah-langkah tersebut perlu dilakukan agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi kelak di kemudian hari. Mengingat anak-anak kita dan pendidikan adalah penopang masa depan bangsa dan negeri ini,” tukasnya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: