Person of The Year 2010

Person of The Year 2010

Milik Bupati Majalengka MAJALENGKA- Setelah tiga tahun berturut-turut diraih oleh Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda, kini Radar Cirebon memberikan penghargaan Person Of The Year 2010 kepada Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi.  Penyerahan penghargaan disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Radar Cirebon Toto Suwarto SH langsung kepada Bupati Sutrisno, di Pendopo bupati, Jumat malam (31/12). Penyerahan penghargaan tertinggi Radar Cirebon itu diberikan pada saat acara pertanggungjawaban akhir tahun bupati, menjelang pergantian tahun. Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Dr H Karna Sobahi MMPd dan Sekretaris Daerah Drs H Ade Rachmat Ali Msi beserta jajarannya. Juga Ketua DPRD H Surahman SPd dan pimpinan muspida. Dalam acara itu pula, undangan dan masyarakat umum menikmati suguhan kuliner kaki lima yang disiapkan Pemkab Majalengka dengan gratis. Tak heran, para pengunjung berebut dan antre untuk mendapatkan jajanan kesukaan seperti mie kocok, baso, kupat tahu, nasi goreng, siomay, tahu gejrot hingga nasi Jamblang dan empal gentong. Pemimpin Redaksi Radar Cirebon Toto Suwarto SH mengungkapkan, Radar Cirebon dengan bangga mempersembahkan penghargaan Person Of The Year 2010, kepada Bupati H Sutrisno. Diberikannya penghargaan  ini, karena bupati bersama wakil bupati Dr H Karna Sobahi MMPd telah menunjukkan kinerjanya yang luar biasa. Diungkapkannya, selama dua tahun kepemimpinannya banyak  pembangunan yang dilakukan secara signifikan. Radar Cirebon pun selalu siap untuk turut bersama membangun Kabupaten Majalengka. Ditegaskannya, keberhasilan yang diraih Kabupaten Majalengka sesuai fakta yang sudah ada. “Karena itu, untuk memberikan apresiasi keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh Kabupaten Majalengka, kami memberikan penghargaan kepada Pak Bupati,” kata Toto saat menyampaikan pidato singkatnya, usai penyerahan penghargaan. Bupati Sutrisno menyatakan terima kasih atas penghargaan yang diberikan Radar Cirebon kepada dirinya. Menurutnya, penghargaan yang diterimanya merupakan motivasi baginya untuk lebih meningkatkan kinerjanya, dalam mewujudkan masyarakat di Kabupaten Majalengka yang lebih religius, maju, dan sejahtera. Dikatakannya, penghargaan ini merupakan pertama kalinya diraih, setelah tiga tahun berturut-turut oleh Bupati Kuningan. “Artinya apa, Alhamdulilah Majalengka sudah melampaui Kuningan,” ujar Bupati Sutrino. Apresiasi juga diberikan oleh Kepala Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Majalengka Drs H Nanan Ginanjar P MM. Nanan menyampaikan terima kasih bahwa pimpinannya meraih penghargaan dari Radar. Menurutnya, memang bupati layak mendapatkan penghargaan itu karena komitmen dan semangatnya dalam membangun untuk merubah Kabupaten Majalengka. “Saya pikir Radar tepat memberikan penghargaan itu kepada pimpinan kami dan tentu dalam memberikan penilaiannya obyektif,” kata Nanan. KINERJA SUTRISNO Diraihnya penghargaan Person Of The Year 2010 oleh Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi bukan tanpa alasan. Dari penulusaran Radar selama dua tahun kepemimpinannya, banyak perubahan signifikan di Kabupaten Majalengka, khususnya di pusat Kota Majalengka. Keberanian untuk memperlebar dan menata jalan protokol KH Abdul Halim merupakan langkah bupati yang luar biasa. Beberapa bupati sebelumnya, selalu ‘gagal’ untuk memperlebar jalan yang kala itu kerap disebut jalan Garut (jalan yang lega dan mirut) ini. Diawal pememimpinannya sejak 12 Desember 2008 lalu, Bupati Sutrisno langsung membawa dana miliaran dari Pemprov Jawa Barat untuk penataan jalan bernama tokoh pahlawan nasional itu. Sehingga pada tahun anggaran 2009,  pelebaran jalan KH Abdul Halim sudah dimulai. Memasuki tahun 2010, pembangunan jalan utama di Kota Majalengka itu dilanjutkan. Bahkan sedikitnya tiga jembatan di jalur tersebut dipugar termasuk jembatan Cideresgirang yang tak jauh dari Makodim 0617 Majalengka. Meskipun sempat dikeluhkan karena menimbulkan kemacetan, tapi di penghujung 2010 lalu, jembatan selebar 15 meter sudah rampung. Menurut Bupati Sutrisno pada tahun 2011 penataan Jalan KH Abdul Halim akan dilanjutkan, dengan sokongan anggaran dari provinsi. Meski sempat dikabarkan  2011 tidak teranggarkan, akhirnya dengan kegigihan dan kepiawaian bupati berhasil meyakinkan gubernur untuk kembali menuntaskan jalan tersebut. “Saya bertekad untuk menjadikan Kota Majalengka ini menjadi kota Metropolitan,” ujarnya kepada Radar. Bupati Sutrisno mencontoh Kota Depok dan Kota Bekasi yang dulu hanya sebuah kecamatan, yang ramainya tak lebih dari Kecamatan Majalengka.  Dia menyatakan harus mampu menarik investor ke Kabupaten Majalengka. Sehingga, dia harus mengubah wajah Kota Majalengka menjadi lebih baik. “Majalengka ini sering disebut the big village atau sebuah desa yang besar,” ujarnya. Di Kota Majalengka sudah dibangun Bunderan Indah Munjul (BIM) dengan patung ikan plus air mancur. Di sekitar itu, dibangun taman di sisi selatan BIM, menambah sejuk pemandangan di sekitarnya.  Taman Dirgantara kini sudah dibangun, meski belum rampung. Tapi pesawat eks perang Malvinas antara Inggris dan Argentina hibah dari Panglima TNI AU sudah terpasang. “Dibangunnya patung ikan dan adanya taman dirgantara merupakan ikon bahwa Majalengka memiliki potensi perikanan dan memiliki Lapangan TNI AU. Ini juga dapat memberikan semangat bagi masyarakat,” kata Yudha (60) warga Kelurahan Cijati Kecamatan Majalengka. Sebagai pintu gerbang masuk Kota Majalengka, telah dibangun tapal Batas Kota Majalengka di Panglayungan Desa/Kecamatan Panyingkiran. Sehingga Desa Jatipamor Kecamatan Panyingkiran merupakan bagian dari tata kota. Tak jauh dari tapal batas itu, tahun 2011 telah direncanakan untuk dibangun jalan lingkar utara sepanjang 6,8 KM. Jalan lingkar itu melewati Panyingkiran-Jatipamor-Cijati-Cikasarung- Leuwikidang dan Baribis Kecamatan Cigasong. “Anggaran untuk pembebasan lahan dan pembangunan jalan sudah ada dan dilaksanakan tahun 2011,” urai bupati. Pada tahun  2011 ini, akan dibangun jalan tembus antara Kota Majalengka menuju Kecamatan Lemahsugih. Bahkan  Sutrisno ingin membangun jalan Lingkar Selatan yang menghubungkan Desa Cihaur Maja dengan Desa Kulur Majalengka. “Kita tidak memiliki duit untuk membangunnya, makanya kita harus mencari ke pusat dan provinsi,” katanya. Perhatian Bupati Sutrisno dan Wabup Dr H Karna  Sobahi MMPd terhadap rakyat miskin sudah dibuktikan dengan program bedah rumah tidak layak huni (rutilahu). Pada tahun 2010, Pemkab Majalengka berupaya menekan angka kemiskinan dari 15,58 persen tahun 2009  menjadi 12,93 persen. Tahun 2009 telah digulirkan bantuan rutilahu sebanyak 299 unit, 39 merupakan bantuan  dana CSR. Sedangkan tahun 2010 bantuan rutilahu dari Pemkab Majalengka sebanyak 260 unit, 27 unit dari Bank bjb, 2 unit dari PT Bibit, 10 unit dari baz, 4 unit dari Yayasan Saung Kadedeuh,  dan dari PDAM sebanyak 2 unit.  Selain itu ada bantuan dari pusat sebanyak 150 unit dan 3 unit bantuan pebangunan prasarana lingkungan. Menghadapi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Sutrisno menargetkan pada tahun 2012 sudah mulai pembangunan. Dikatakan lahan seluas 530 hektar sudah dibebaskan pada tahun 2010 lalu. Pembangunan jalan tol Cisunjati akan merupakan paket tak terpisahkan dari investor pembangunan BIJB. Bahkan, Bupati Sutrisno menyatakan bahwa gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan LC sudah mengungkapkan tidak keberatan bila ibukota pemerintahan di Jawa Barat akan dipindah ke Kabupaten Majalengka. “Kami meminta dukungan masyarakat agar apa yang dicita-citakan Kabupaten Majalengka untuk  lebih maju akan tercapai,” harapnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: