Banjir Jepara, Masyarakat Mengungsi di WC Umum

Banjir Jepara, Masyarakat Mengungsi di WC Umum

JEPARA - Banjir yang menimpa sebagian daerah di Jawa Tengah membuat beberapa daerah terisolir. Seperti informasi yang diterima dari Korwil Jateng Partai NasDem, HM Prasetyo, kondisi tersebut diawali dari hujan cukup lebat berkepanjangan selama tiga hari yang memicu terjadinya genangan air di hampir semua ruas jalan dalam Kota Jepara, maupun jalan-jalan akses ke kota-kota lain di sekitarnya, yakni Demak, Kudus, dan Pati. Akibatnya, saat ini Kota Jepara terisolasi. Hal tersebut diperparah dengan jebolnya tanggul sungai yang melintasi daerah Karang Randu, Sowan Kidul, Kalipucang Wetan, Ketileng, dan Welahan, sehingga membuat air semakin meluap yang beberapa rumah penduduk desa hampir tenggelam. Tidak luput, air dengan debit besar tersebut juga menggenangi ladang dan areal persawahan, jalanan, dan jembatan, hingga tidak mungkin bisa dilalui kendaraan. Dipastikan dengan kondisi semacam itu, pasokan bahan makanan dan bahan bakar dari dan untuk daerah Jepara sulit untuk masuk. Melihat kondisi memperihatinkan tersebut, jajaran Pengurus DPD NasDem Jepara bersama dengan kru Metro TV dan wartawan Jawa Pos (Radar Cirebon Group), melalui NasDem Peduli mengunjungi beberapa daerah yang terisolasi untuk membagikan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh penduduk. Seperti disampaikan HM Prasetyo, bantuan telah diserahkan kepada penduduk di beberapa daerah. Di antaranya, Desa Teluk Awur, Tegal Sambi Kec Tahunan, Sowan Lor, Sowan kidul, Panggung, Surodadi Kec Kedung, dan Desa Ketileng, Kalipucang Wetan Kec Welahan, Desa Gerdu Kec Pecangaan, dan Desa Batu Kali Kec Kalinyamatan Kab Jepara. Prasetyo kemudian menginformasikan bahwa penduduk yang desanya terlanda banjir terpaksa harus mengungsi ditampung di sekolah-sekolah, masjid, balai desa. Bahkan di Desa Gerdu yang terdampak cukup parah, ada di antaranya yang harus tinggal di sebuah bangunan WC umum desa yang baru selesai dikerjakan. “Kita kemarin kunjungan ke lokasi mulai pukul 08.00 pagi. Rata-rata kita mengakses desa dengan jalan kaki karena kendaraan sulit masuk karena genangan air tingi, bisa merusak mesin, sampai ada penduduk yang mengungsi di WC umum yang baru jadi. Lokasi ini kami kunjungi semalam,” tandasnya Kamis (23/1). Selain memberikan bantuan, kata Prasetyo, koordinasi juga dilakukan dengan aparat keamanan setempat, Kapolsek, Danramil dan camat untuk terus memantau kondisi masyarakat serta menjaga keamanan bagi rumah-rumah yang ditinggalkan penghuninya untuk mengungsi. “Kita berikan pakaian, mi instan, nasi bungkus, dan air mineral. Alhamdulillah dalam sehari ini kita sudah kunjungi daerah yang terisolir tersebut. Pascabanjir kami merencanakan melakukan aksi pemeriksaan dan pengobatan bagi para pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan,” tandasnya. Berdasar laporan kader Partai NasDem yang hingga saat ini masih berada di lapangan, akibat jebolnya beberapa bagian tanggul Kali Welahan yang memisahkan Jepara dan Demak membuat ruas jalan yang menghubungkan kedua daerah kembali tidak bisa dilalui. Banjir yang telah menimpa di desa-desa tersebut akan bisa surut sekitar sepuluh hari jika kondisi cuaca tidak hujan. Apabila kondisi cuaca hujan terus maka keadaan akan semakin parah. \"Kami sudah mengimbau kepada segenap kader, pengurus, dan struktur partai melalui Ketua DPD Partai NasDem Kab Demak, Pati, dan Kudus untuk melakukan hal serupa. Bersyukur, sangat membesarkan hati dan membanggakan mereka telah merespons dengan baik dan melaksanakannya dengan penuh kesungguhan,” , kata Prasetyo. (jpnn/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: