BMKG: Gempa di Wilayah III Cirebon Berkekuatan 3 MMI
MAJALENGKA – Gempa yang terjadi di Kebumen, Jawa Tengah juga sampai terasa di wilayah III Cirebon yang meliputi Kuningan, Majalengka, Cirebon maupun Indramayu. Sekitar pukul 12.15 WIB, masyarakat dihebohkan dengan guncangan gempa. Meski intensitasnya berskala rendah, namun hal ini tampak mengagetkan warga. Di Kota Majalengka, sejumlah warga yang tengah menjalankan aktivitasnya berhamburan keluar. Pemandangan itu terlihat di pusat perbelanjaan Yogya Majalengka. Mereka berhamburan keluar untuk menghindari runtuhnya gedung. “Rasanya kepala pusing. Dikira saya itu kurang tidur. Tapi setelah getaran kedua kalinya memang benar kalau itu adalah lini (sebutan bahasa Sunda gempa berskala kecil, red). Saya pun bersama warga lainnya pada berhamburan keluar takut gedungnya runtuh,” kata Wawan, warga Kelurahan Cigasong ini. Gempa juga dirasakan di Kabupaten Kuningan yang jaraknya ratusan kilometer dari pusat gempa. Warga di sejumlah wilayah di Kota Kuda merasakan gempa hingga beberapa detik. Hingga berita ini dibuat, belum ada laporan adanya kerusakan dari warga ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dedeh Indarsih, warga Peusing Kecamatan Jalaksana mengaku merasakan getaran cukup keras selama beberapa detik ketika sedang berada di dalam rumah. Saking kagetnya, dia segera membawa anaknya ke luar rumah lantaran takut terjadi sesuatu. “Saya merasakan gempa yang terjadi beberapa detik. Saya langsung istigfar dan mengumandangkan salawat. Ternyata banyak tetangga saya yang juga ke luar rumah,” terang Dedeh diamini beberapa tetangganya. Gempa juga dirasakan Yayan yang tinggal di Kecamatan Cibingbin. Menurut Yayan, saat terjadi gempa, dia bersama anak dan istrinya tengah berada di dalam rumah. Tiba-tiba barang-barang elektronik di dalam rumah bergoyang. Goyangan beberapa detik itu juga membuat Yayan sigap mengevakuasi anak dan istrinya ke luar rumah. “Saya kebetulan sedang nonton TV, eh mendadak seisi rumah bergetar. Tanpa pikir panjang saya segera membawa istri dan anak ke luar rumah. Tetangga juga banyak yang teriak ada lini (gempa, red),” ujar pria berkulit gelap yang tinggal di Desa Sukamaju tersebut, kemarin (25/1). Ditanya soal adanya kerusakan pasca gempa, Yayan mengatakan, tak ada kerusakan di sekitar tempat tinggalnya. Rumah warga serta barang elektronik masih utuh. Hal serupa juga dirasakan Imam Reapdiantoro, Camat Selajambe. Di wilayahnya, sejumlah warga merasakan adanya getaran gempa bumi. Sebagian warga memilih ke luar rumah untuk keamanan. “Gempanya memang terasa sampai ke sini, tapi nggak terlalu besar dan tidak ada yang mengalami kerusakan. Saya sudah cek ke lapangan, kondisinya aman alias tidak ada rumah warga yang rusak,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas III, Jatiwangi, Mas Pudjiono saat dikonfirmasi membenarkan jika pusat gempa yang mengguncang Kebumen, Jawa Tengah terasa di wilayah III Cirebon (Ciayumajakuning). Dari alat pendeteksi gempa di kantornya, tercatat intensitas skalanya hanya berada 2 sampai 3 skala Modified Mercally Intensity (MMI). Pudjiono menjelaskan, pusat gempa yang berada di Kebumen, Jateng tersebut terjadi Sabtu (25/1) sekitar pukul 12:14:20 WIB. Dari alat pendeteksi gempa, diketahui berkekuatan 6,5 SR, dengan lokasi berada di 8,48 LS, 109,17 BT atau 104 Km Barat Daya Kebumen dengan kedalaman 48 Km. “Gempa itu memang sampai terasa di Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka. Kami selalu mengimbau kepada seluruh masyarakat, bila sewaktu-waktu terjadi gempa yang intensitasnya sangat kuat, masyarakat harus segera keluar dari rumah atau gedung,” imbaunya. Selain itu, masyarakat segera mencari tempat yang terbuka, jauh dari bangunan maupun tebing yang dikhawatirkan runtuh atau longsor. Bila berada di pesisir pantai, perhatikan imbauan dari pejabat daerah bila ada perintah evakuasi ke tempat yang tinggi guna menghindari tsunami. Pihaknya juga sudah memiliki alat pendeteksi gempa yang mulai berfungsi di setiap kantor BMKG dari pusat maupun daerah. Apalagi alat tersebut bisa dengan cepat menyebarkan informasi melalui via pesan singkat ke setiap handphone masyarakat. Dengan syarat nomor telepon tersebut sudah terdaftar di alat yang sudah beroperasi itu. Ditanya apakah ada kerusakan akibat potensi gempa berkekuatan rendah tersebut, dia mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima informasi dari instansi maupun pemerintah daerah terkait adanya kerusakan gedung di wilayah III Cirebon ini. Yang pasti, ia berpesan kepada masyarakat agar tidak terlalu panik menyikapi munculnya gempa kecil ini. “Gempa yang terjadi di Kebumen itu lokasinya juga berada di samudera Indonesia. Titik tersebut dirasa paling kuat getarannya,” jelasnya. Pudjiono menambahkan, gempa jika dipelajari akan selalu ada karena itu merupakan suatu usaha untuk mencapai keseimbangan. Adanya musibah gempa, pulau Jawa termasuk berada pada garis yang melintang dari jangkauan gempa. Sehingga bumi tersebut bakal bergeser untuk mencari posisi yang stabil. (ono/ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: