Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Pembelajaran IPA Berbasis Kearifan dan Potensi Lokal

Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Pembelajaran IPA Berbasis Kearifan dan Potensi Lokal

FOTO BERSAMA DI SMPN1 CIREBON: Dosen-dosen dari UPI Bandung bersama peserta dari guru-guru di Wilayah Cirebon dan sekitarnya.-ADE GUSTIANA-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Dosen-dosen dari Program Studi Pendidikan IPA dan mahasiswa S3 Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung melakukan kegiatan pelatihan untuk guru-guru IPA MGMP Kota Cirebon dan sekitarnya, Sabtu (9/9).

Yakni, dalam mendesain pembelajaran berbasis kearifan atau potensi lokal melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).

Dosen-dosen yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Dr Siti Sriyati MSi, Dr Winny Liliawati MSi dan Dr Galuh Yuliani MSi.

Kegiatan PkM dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan secara daring pada 12 dan 26 Agustus 2023. Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada 9 September 2023 secara luring di SMPN 1 Cirebon, Jalan Siliwangi, Nomor 127, Kota Cirebon dengan guru model Linda Yuniar Suparma SPd.

BACA JUGA:Penemuan Bayi di Bawah Pohon di Larangan Utara Cirebon, Orang Tua Sudah Diamankan, Masih Diperiksa

BACA JUGA:SD Peradaban Global Quran Gelar Tasyakkur Khotmil Quran ke VII dan Imtihan

Kegiatan luring dilaksanakan sebagai implementasi dari hasil penyusunan rencana pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan guru-guru MGMP dari wilayah Cirebon dan sekitarnya (Kuningan, Majalengka bahkan ada guru yang berasal dari Bondowoso).

Kegiatan pembelajaran mengangkat tape ketan Bakung dari Cirebon dan tape ketan dari Kuningan sebagai potensi daerah Cirebon dan Kuningan dikaitkan dengan konsep Bioteknologi sederhana.

Implementasi pembelajaran dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan lesson study yang meliputi plan, do see. Kegiatan pembelajaran diikuti siswa dengan antusias. Kesempatan mengekspor dan berinkuiri terjadi ketika siswa membandingkan tape Bakung dan tape Kuningan.

Respons guru-guru yang mengikuti pembelajaranpun sangat positif, para guru mendapat role model tentang pembelajaran yang mengintegrasikan dan mengangkat kearifan atau potensi lokal  ke dalam materi IPA.

BACA JUGA:LIMIT HINGGA Rp 8 Juta, Paylater Tokopedia Bisa Dicairkan, Begini Cara Pakainya, Angsuran hingga 12 Bulan

BACA JUGA:Cara Memasang Iklan di Google Ads dan Alasan Kenapa Harus Menyisihkan Biaya Promosi untuk Usaha

Ya, arus globalisasi yang terjadi saat ini berimbas pada berbagai segi termasuk budaya. Budaya merupakan jati diri bangsa, kehilangan budaya berarti kehilangan jati diri bangsa.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kelestarian budaya. Sehingga perlu tindakan melestarikan budaya tersebut.

Apa yang harus dilakukan  untuk melestarikan budaya? Salah satunya melalui pendidikan. Salah satu dari tujuh tema Projek Penguatan Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka adalah kearifan lokal.

Tema ini muncul berawal dari kenyataan bahwa Indonesia dilanda krisis identitas diri karena lunturnya budaya dan kearifan lokal masyarakat.

BACA JUGA:LIMIT 8 Juta, Yuk Aktifkan PAYLATER TOKOPEDIA, Belanja Online Jadi Gampang, Angsuran 2 Persen per Bulan

BACA JUGA:TEGAS, Kata-kata Haji Faisal Soal Heboh Video 11 Menit Mirip Rebecca Klopper

Melalui kearifan lokal siswa diajak membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut.

Indonesia merupakan negara dengan keragaman etnis dan budaya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Potensi dan kearifan lokal yang dimiliki oleh berbagai suku bangsa belum secara optimal diintegrasikan dalam pendidikan.

Dan pembelajaran di sekolah belum secara maksimal memanfaatkan kearifan dan potensi lokal sebagai sumber belajar. Terdapat banyak kearifan dan potensi lokal yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPA, sehingga memberi efek kepada siswa untuk mengembangkan IPA yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Pembelajaran berbasis potensi lokal dapat membawa pengaruh positif terhadap pembelajaran, di antaranya adalah munculnya penghargaan siswa terhadap budaya daerahnya jika pembelajaran di sekolah selaras dengan budaya siswa sehari-hari.

BACA JUGA:Timnas U-23 dan Shin Tae Yong di Ambang Sejarah Baru, Pelatih Asal Korea begitu Percaya Diri

Mengaitkan pembelajaran dengan kearifan atau potensi lokal diharapkan memberikan dampak baik terhadap pemahaman konsep, sikap siswa, sehingga tertanam konsep keberlanjutan pada siswa.

Belum banyak guru yang mengintegrasikan kearifan atau potensi lokal dalam pembelajaran. Padahal di sisi lain tuntutan Kurikulum Merdeka adalah memasukkan kearifan lokal dalam pembelajaran. (ade/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: