Regulasi ISL Ketat

Regulasi ISL Ketat

JAKARTA - PT Liga Indonesia (PT LI) memastikan bakal ada perubahan regulasi kompetisi Indonesia Super League (ISL) untuk musim depan. CEO PT LI Joko Driyono memastikan, regulasi akan lebih ketat dan lebih disiplin agar kompetisi semakin baik. Kepastian itu diungkapkan oleh Joko melalui pesan singkat setelah memimpin manager meeting klub-klub ISL 2014 di Surabaya, kemarin (27/1). Salah satu yang menjadi sorotan, adalah terkait regulasi pendaftaran pemain oleh klub. Jika pada musim lalu pemain yang cedera permanen bisa langsung digantikan oleh pemain saat jendela transfer belum dibuka. Maka, pada musim ini aturan itu diperketat. Memang, salah satu tim yang sempat diuntungkan dengan regulasi pergantian pemain di musim lalu saat jendela transfer masih tutup adalah Sriwijaya FC. Pada Februari 2013 lalu, Min Kyouung-Bin asal Korsel, digantikan oleh Lee Dong-Won (Korsel) saat jendela transfer putaran pertama masih tutup. Pergantian pemain di tengah putaran pertama itu bisa dilakukan dengan alasan Kyooung-Bin disebut cedera permanen oleh tim dokter sehingga tidak bisa dimainkan sampai akhir musim. \"Dulu ada periode bila pemain cedera permanen bisa langsung digantikan. Tahun ini itu gugur, jadi menunggu dibukanya kembali pendaftaran pemain atau bursa transfer tengah musim,\" ujar Joko melalui pesan singkat, kemarin. Bagi Joko, manager meeting ini cukup penting karena bukan hanya soal regulasi yang dibicarakan. Tapi, juga terkait kesiapan tim untuk menggelar kompetisi di musim depan. Terutama, dengan masalah keamanan. Apa itu? Joko menyebut berulangkalinya terjadi kasus pembakaran flare (cerawat) dan kembang api oleh pendukung tuan rumah di ISL musim lalu, tahun ini harus berkurang. Sanksi keras bakal diterima oleh klub, jika kegiatan tak tertib itu dan dilarang dalam aturan penyelenggaraan pertandingan tersebut dilanggar. \"Klub akan mendapatkan sanksi dari komdis jika berlanjut. Bukan hanya denda, tapi juga partai usiran,\" tuturnya. “Dengan cara ini, kami beraharap kompetisi semakin tertib,\" tandasnya. Selain masalah itu, sebelumnya Komdis PSSI sempat akan merekomendasikan agar dibuat aturan terkait penggunaan ponsel di daerah bench. Sebab, dari investigasi yang dilakukan terkati match fixing, proses pengaturan itu bisa dilakukan oleh ofisial yang berada di bench. Caranya, saat pertandingan berlangsung, komunikasi dilakukan melalui ponsel untuk kemudian diberikan instruksi lanjutan dari ofisial yang berada di bench kepada pemain. Tapi, untuk rekomendasi itu disetujui atau tidak, belum ada jawaban resmi dari PT LI. (aam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: