Tunggu Kesimpulan Badan Geologi
MAJALENGKA-Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka Ir H Bayu Jaya MSi menambahkan, badan geologi sudah memeriksa lokasi pergerakan tanah di Desa Jerukleueut, Kecamatan Jatiwangi, Minggu (26/1). Namun hal itu juga masih belum menetapkan peristiwa bencana pergerakan tanah tersebut mirip dengan peristiwa Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma, karena dalam tahap pengkajian. “Mudah-mudahan minggu ini sudah diketahui hasilnya. Kami berharap bahwa hal ini memang tidak seperti musibah yang ada di Dusun Cigintung. Upaya langkah awal yang dilakukan pihak BPBD, melalui pendataan rumah rusak serta masyarakat di desa tersebut,” katanya. Seperti diketahui, peneliti mitigasi bencana geologi, Mamay Surmayadi beberapa waktu lalu mengungkapkan, hampir di seluruh kecamatan di Majalengka itu memiliki kawasan kerentanan tanah tinggi dan terjal terutama di daerah dataran tinggi seperti Argapura, Cikijing, Lemahsugih, dan termasuk di daerah Malausma yang terjadi bencana Cigintung, dan juga Sindangwangi. Karenanya, memasuki musim penghujan kali ini, berdasarkan penelitian pihaknya di ketahui musibah bencana pada bulan April 2013 di Dusun Cigintung terbukti masih berlanjut. Pasalnya, diketahui tipikal dari pergerakan tanah di dusun tersebut adalah jenis rayapan. Dan jenis tanah tersebut merupakan tipe gerakan tanah yang bergerak secara perlahan. “Gerakan yang secara perlahan itu sendiri mengakibatkan batuan-batuan di permukaan menjadi retak-retak. Mengingat pada musim penghujan kali ini tentunya akan berpotensi mengalami gerakan tanah kembali,” ungkapnya. Mamay menjelaskan, beberapa tanah sistem transisi atau rotasi di Kabupaten Majalengka dinilai cukup banyak. Kebetulan kejadian di daerah dengan klasifikasi dataran tinggi adalah kategori tipe gerakan tanah rayapan yang bisa ada rotasi. Klasifikasi jenis tanah tersebut seperti di daerah bebatuan atau tanah yang cukup gembur, seperti daerah pelapukan batuan vulkanik, dan lerengnya cukup terjal. Ditambah lagi dengan faktor pembajakan liar hutan yang sudah mulai sangat parah. Ia menyebutkan jika wilayah Majalengka itu rawan gerakan tanah dan gempa bumi. Sebab di Kota Angin sendiri ada salah satu patahan regional atau yang disebut dengan patahan baribis dan juga potensi bahaya dari Gunung Ciremai. Berdasarkan catatan di pihaknya, patahan baribis tersebut diketahui sekitar 50 kilometer dari mulai Kabupaten Purwakarta sampai dengan Padalarang dan ditengahnya adalah Kabupaten Majalengka. Terlebih catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) itu diketahui secara nasional bahwa Majalengka menempati urutan ke 16, serta ke 7 di Provinsi Jawa Barat. Adapun di daerah perkotaan, lanjut Mamay, potensi gerakan tanahnya relatif landai dan bervariasi. Yang pasti, paling tinggi berada di lereng yang sangat terjal serta tingkat pelapukan bebatuannya cukup tinggi.(ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: