Jerukleueut Masih Tanggap Siaga

Jerukleueut Masih Tanggap Siaga

MAJALENGKA – Meski bencana retaknya belasan rumah di Blok Manis RT 03/01 Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi telah berlangsung sekitar satu pekan. Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka belum juga menetapkan status tanggap darurat untuk bencana ini. Padahal, berdasarkan pengakuan sejumlah korban dan perangkat desa setempat, retakan dinding rumah dan lantai terus terjadi setiap saat, terutama pada malam hari dan ketika hujan mengguyur kawasan tersebut. Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Majalengka Ir H Bayu Jaya menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum dapat menetapkan status tanggap darurat di kawasan tersebut, meski menimpa 17 unit rumah yang ditinggali lebih dari 20 kepala keluarga. Menurutnya, untuk menetapkan status tanggap darurat, mesti menunggu kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh pihak geologi beberapa waktu lalu, yang hasilnya baru akan muncul sekitar satu pekan ke depan. “Belum tanggap darurat, masih tanggap siaga. Kita masih belum bisa menyimpulkan apakah kawasan tersebut masih layak untuk ditinggali, atau mesti direlokasi. Tergantung hasil kajian dari geologi dulu,” kata Bayu saat ditemui di kantornya, kemarin (28/1). Meski demikian, Bayu menilai bencana di desa jerukleueut ini jika melihat dari sifat pergerakan tanahnya yang tidak terlalu sporadis, maka belum bisa disimpulkan jika bencana ini disamakan dengan bencana di Blok Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma pertengahan April 2013 lalu. Di Cimuncang, kata dia, sifat pergerakan tanahnya belangsung secara sporadis dan terus-terusan, dalam waktu yang cepat, sehingga banyak rumah yang miring dan roboh meski banyak pondasi bangunan di kawasan tersebut sangat kokoh sekalipun. “Kalau di Cigintung kan rumah-rumah yang pondasinya kokoh juga banyak yang miring dan roboh, jadi langsung ditetapkan status tanggap darurat untuk mengevakuasi dan menyelamatkan korban ke pengungsian. Nah, kalau yang di Jerukleueut kita masih belum dapat memastikan, apakah itu sifat tanahnya yang tidak layak dijadikan pemukiman, atau hanya konstruksi bangunannya saja yang kurang baik,” jelasnya. Di samping itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan setempat, untuk terus memantau dan memperbarui situasi terkini yang terjadi di lokasi yang hingga kini masih mengkhawatirkan. Sejauh ini, pemkab melalui leading sector terkaitnya telah melakukan sejumlah tindakan semenjak bencana ini terjadi sepekan yang lalu. Di antaranya, dari segi pengkajian telah berkoordinasi dengan geologi yang sudah turun meneliti kondisi tanah di lokasi bencana. Dari segi konstruksi infrastruktur dan teknik sipilnya telah meminta kepada pihak dinas bina marga dan cipta karya. Dari segi sosialnya telah berkordinasi dengan dinas sosial untuk memberikan bantuan kepada para korban. Peneliti mitigasi bencana geologi, Mamay Surmayadi beberapa waktu lalu mengungkapkan, hampir di seluruh Kecamatan di Majalengka itu memiliki kawasan kerentanan tanah tinggi dan terjal terutama di daerah dataran tinggi seperti Argapura, Cikijing, Lemahsugih, dan termasuk di daerah Malausma yang terjadi bencana Cigintung, dan juga Sindangwangi. (azs/ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: