Golden Hour di Antara Perahu Nelayan dan Pemandangan Lapis Legit

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Spot matahari terbenam (sunset) membelakangi bibir Pantai Kejawanan. Pijar cahayanya membias pada permukaan laut. Perahu milik nelayan perlahan mensiluet. Sepoi angin memaku pengunjung untuk berlama-lama.

Tak terasa sudah lewat waktu Magrib. Jarum panjang menggenapkan pukul 18.30 pada Jumat sore (15/9) lalu itu. Satu demi satu kendaraan bergegas pulang. Petugas di Pantai Kejawanan pun berkemas.

Pengunjung buru-buru mengabadikan foto. Karena matahari seolah ingin terbenam dengan cepat-cepat. "Tunggu dulu, masih nyaman di sini," kata Priyatni Faujiah, salah seorang pengunjung, ketika diajak temannya untuk meninggalkan lokasi karena hari sudah semakin gelap.

Lokasi Faujiah mengiringi sunset di luar objek wisata pantai. Pukul 17.00 lewat, Jiah sengaja bergegas. Setelah puas menikmati pemandangan laut lepas.

BACA JUGA:Harga Sepatu Bola Daisuke Sato, Produk Bandung yang Bikin Bobotoh Salfok dengan Bahan Istimewa

BACA JUGA:Bisa Buat Apa Saja! Kredit Multiguna Usaha Bank BCA, Cek Cara dan Syarat Pengajuannya

Bukan kali pertama mahasiswi semester 7 itu berkunjung ke sana. Jadi, ia tahu spot mana yang paling tepat untuk menyaksikan golden hour.

Faujiah jadi pemandu wisata temannya Nada Rizfy Salsabila. Nada asal Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Perempuan 21 tahun itu baru pertama berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon.

Ternyata, kata Nada, lebih dari sekadar pemandangan pantai. Perahu nelayan yang bersandar cukup membuat dia bengong. "Perahu juga ada AC-nya," kata mahasiswi IAIN Syekh Nurjati Cirebon itu, sambil terus memandang ke arah barat.

Pijar lampu ruangan dari kejauhan kian menjadikan pemandangan lebih menakjubkan. Kolaborasi alam dan kebutuhan cahaya manusia. Semua berpadu di waktu yang bersamaan.

BACA JUGA:Putu Gede Sudah Semangat Latihan, Bobotoh Persib Justru Minta Pemain Ini Dipulangkan

BACA JUGA:Buka Executive Clinic, RS Putera Bahagia Hadirkan Layanan One Stop Service

Tepian langit berubah jadi warna jingga, oranye, bahkan keungguan. Seperti kue lapis legit yang memuaskan mata. Meneduhkan jiwa, membuat relaks raga. (*)

Sumber: