Turis Berdatangan, Pemda di Sekitar Bandara Kertajati Kena Sentil, Jangan Cuma ke Bandung
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub akan membahas soal insentif yang bisa diberikan kepada maskapai yang memindahkan rute penerbangannya ke Bandara Kertajati.-Baehaqi-radarcirebon.com
MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Turis dari Malaysia bakal berdatangan via Bandara Kertajati seiring frekuensi penerbangan yang bertambah.
Namun, turis dari Malaysia baru sekadar mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Bandung masih menjadi tujuan utama dari turis negeri jiran yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 jumlahnya mencapai 15 persen.
Maskapai Malaysia Airlines misalnya, menyediakan transportasi shuttle gratis untuk memfasilitasi penumpang menuju ke Bandung.
BACA JUGA:Keren, Elkan Baggott Sukses Bawa Ipswich Town Melaku ke Babak 16 Besar Piala Liga 2023-2024
Promosi dari pemerintah daerah juga penting, tidak hanya menggaet pasar turis dari Malaysia. Tetapi juga penerbanhan lainnya.
Pasalnya, Bandara Kertajati tidak bisa sendiri. Daerah sekitarnya harus segera dihidupkan.
Pengamat aviasi, Alvin Lie menilai, secara teknis Bandara Kertajati memang tidak ada masalah dan sudah sangat mumpuni. Tetapi belum teruji dari aspek bisnis.
Karena itu, Alvin Lie juga mendorong agar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turun tangan membantu aspek promosi daerah di sekitar Bandara Kertajati.
BACA JUGA:Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan, Pemkab Majalengka Dorong Industri UMKM Beralih ke Energi Listrik
Baik dari sisi perdagangan, pariwisata atau apapun potensi daerah yang bisa menarik dan mendatangkan orang dari luar daerah.
Selain itu, Alvin mempertanyakan upaya pemerintah daerah memberikan manfaat bagi warga setempat untuk menikmati manfaat dari Bandara Kertajati.
"Pasar yang cukup besar, pengantar dan penjemput perlu diperhatikan. Menparekraf perlu dilibatkan, promosikan pariwisata bukan hanya di Majalengka, tetapi di sekitarnya," tandas dia.
Menurut dia, pemerintah saat ini masih berfokus pada aspek teknis. Misalnya tersedia akses jalan tol ke Bandara Kertajati maupun bandar udara itu sendiri. Namun tidak memperhatikan ekosistemnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: