70 Persen Jalan Pantura Rusak

70 Persen Jalan Pantura Rusak

INDRAMAYU - Lubang-lubang besar dan cukup dalam tampak terlihat di sepanjang jalur utama pantura setelah bencana banjir. Kondisi tersebut sangat mengganggu kelancaran arus lalu lintas kendaraan yang melintas di kawasan tersebut. Bahkan kemacetan yang terjadi akibat antrean panjang kendaraan, mengular hingga 10 kilometer lebih. Lubang jalan juga membahayakan keselamatan pengendara. Korban jiwa dalam kecelakaan lalu lintas akibat lubang tersebut terus berjatuhan. “Tercatat sepanjang Januari 2014 ini telah terjadi 5 kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, dan 4 korban lainnya mengalami luka-luka,” terang Kapolres Indramayu AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono melalui Kasat Lantas AKP Andry usai melakukan peninjauan lokasi, Rabu (29/1). Satuan lalu lintas Polres Indramayu mencatat, jalur yang mengalami kerusakan parah diantaranya terdapat di depan pasar Sukra, jalan raya Eretan, Cilet, Losarang, Pangkalan, dan Kiajaran Kulon. Selain di kawasan tersebut, kerusakan parah lainnya juga terjadi di atas gorong-gorong Pertamina Desa Jumbleng, kemudian di depan PJR Pilangsari, di depan Polsek Sukagumiwang, dan di u-turn pada kilometer 35-36 CN. “Dari keseluruhan jalur pantura sepanjang 68 Kilometer di wilayah Kabupaten Indramayu ini, 70 persennya mengalami kerusakan 30 hingga 40 Kilometer,” paparnya. Sebagai langkah antisipasi untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Diantaranya melaksanakan pengamanan dan meningkatkan patroli di jalur pantura. Selain itu, melakukan rekayasa lalu lintas di lokasi perbaikan gorong-gorong Desa Jumbleng Kecamatan Losarang. Satlantas juga memasang spanduk imbauan, rambu peringatan, dan rambu-rambu larangan yang dipasang di sepanjang pantura Indramayu. “Kami telah memasang 75 buah spanduk imbauan, 50 buah rambu peringatan, dan 25 buah rambu larangan. Semuanya disebar di 80 titik yang mengalami kerusakan terparah mulai dari Sewo Kecamatan Sukra hingga ke Cadangpinggan Kecamatan Sukagumiwang,” jelasnya. Mulyono (40), salah seorang pengguna jalan yang melintas di pantura mengatakan, telah berjam-jam terjebak dalam kemacetan panjang di jalur pantura. Kendaraan yang melewati jalur pantura tidak bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Rusaknya badan jalan sangat menghambat perjalanan. “Tadi perjalanan dari Ciasem Subang hingga di sini (Kiajaran, red), sudah 6 jam lamanya terjebak kemacetan panjang,” ujar sopir truk yang hendak mengirim barang dari Jakarta menuju Jogjakarta itu. (cip)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: