Warga Cieurih Tuntut Kompensasi

Warga Cieurih Tuntut Kompensasi

CIDAHU - Sejak galian pasir dibuka tiap hari, warga Desa Cieurih, Kecamatan Cidahu, menderita. Pasalnya, sisa pasir yang berserakan di jalan menimbulkan polusi, sehingga mengganggu kesehatan warga. Para pengusaha di galian C yang terletak di Desa Cibulan dan Cipancur sudah sepakat memberikan kompensasi. Namun, kompensasi yang diberikan tidak sebanding dengan kerugian yang diderita warga. “Dulu dalam sebulan hanya diberikan Rp20 ribu, kini ada peningkatan menjadi Rp40 ribu. Namun, itu berlaku bagi warga yang rumah dekat dengan pintu masuk ke galian hingga ke balai desa. Kalau di luar itu kompensasi yang diberikan hanya Rp25 ribu,” beber Sekretaris Persatuan Masyarakat Peduli Kesehatan dan Lingkungan Cieurih Ruslaini kepada Radar, kemarin (29/1). Menurut dia, kenaikan menjadi Rp40 ribu merupakan hasil perjuangan. Awalnya, warga yang tergabung dalam wadah itu mengingingkan kompensasi adalah Rp300 ribu/bulan. Meski sebenarnya nilai tersebut tidak sebanding dengan risiko penyakit yang akan diderita oleh warga. Karena saat musim kemarau, debu yang ditimbulkan bukan hanya membuat rumah menjadi kotor, tapi juga banyak yang terkena penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Menurutnya, warga jika disuruh memilih lebih baik musim hujan daripada kemarau. Meski jalan banyak berlubang, namun debu tidak begitu parah dibanding musim kemarau. Situasi ini sudah lama, tapi tidak ada yang peduli terutama dari instansi pemerintah. “Tetangga saya ada yang sampai TBC dan hingga kini belum sembuh. Apakah pengusaha mau bertanggung jawab? Pasti tidak mau. Terkadang kami sudah capek harus mengeluh ke mana,” ujarnya. Bahkan, lanjut dia, akibat debu di sepanjang jalan banyak pelaku usaha terutama penjual makanan enggan berjualan. Ia sendiri bisa bertahan karena berjualan onderdil motor. Ruslaini berharap, ke depan situsi yang merugikan warga saat ini terdapat solusi. Karena dari tahun ke tahun tidak ada keputusan yang menguntungkan warga. Padahal, warga bisa melakukan tindakan frontal dengan cara menutup jalur. “Sekali lagi kepada pemeritah, bagaimana mencari solusi agar kami tidak menjadi korban,” tandasnya. Selain menimbulakan polusi, ruas jalan yang dilewati truk pengangkut pasir rusak parah. Kerusakan jalan di wilayah ini panjangnya sekitar 200 meter. Selain hancur, aspalnya juga berlubang, sehingga ketika musim hujan menjadi kubangan. Akibat jalan yang rusak tersebut, kendaraan yang lewat juga harus hati-hati dan menurunkan kecepatan. Sebab jika tidak waspada bisa menjadi korban. Menurut Tedi (24), salah seorang pengendara yang tiap hari mengggunkan jalur tersebut, kondisi jalan sudah rusak hampir satu bulan terakhir. Menurutnya, kerusakan semakin parah ketika curah hujan semakin tinggi. “Akibat tidak ada penanganan, semakin hari jalan semakain rusak. Terlebih kendaraan yang lewati banyak melebihi tonase” ungkap Tedi. Tedi menyebutkan, kerusakan disebabkan karena banyak mobil dump truck yang membawa pasir dari galain C yang berada di Desa Cibulan dan Cipancur. Situasi ini semakin diperparah dengan hujan yang turun tiap hari. Ia berharap warga yang melintas di jalan tersebut untuk berhati-hati terutama pengendara roda dua. Karena saat hujan turun, jalan berlubang tidak terlihat tertutup air. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: