Ratusan Rumah Hilang, Warga Terjebak

Ratusan Rumah Hilang, Warga Terjebak

MAGELANG - Banjir bandang lahar dingin kembali mengganas, Minggu (9/1) malam. Bahkan, banjir yang berisi material bebatuan dan pasir ini tercatat tiga kali lebih besar daripada banjir yang terjadi Senin (3/1) lalu. Informasi sementara banjir mengakibatkan ratusan rumah hanyut dan puluhan warga terjebak. Di Kabupaten Magelang banjir terjadi hampir bersamaan dengan intensitas tinggi di Kali Putih dan Kali Pabelan yang merupakan muara dari Kali Apu, Tringsing dan Senowo. Kecepatan banjir diprediksi mencapai 80 km perjam.” Banjir makin membesar setelah sejumlah tanggul penahan dikabarkan ambrol. Dampak banjir terbesar terjadi di bantaran Kali Putih di Kecamatan Salam dan Ngluwar. Sejumlah rumah yang pada banjir sebelumnya terendam diperkirakan hanyut terbawa aliran sungai. “Dusun gempol kemungkinan sudah hilang,” kata Petugas SAR Kabupaten Magelang, Heri Prasetyo. Bahkan banjir yang terjadi terus meluas hingga kesejumlah dusun yang sebelumnya diprediksi tidak terkena dampak” banjir. Di Dusun Kadilogo yang berjarak 500 meter dari Dusun Gempol juga terendam banjir. Puluhan warga di sana terjebak dan belum bias menyelematkan diri. “Masih ada warga yang terjebak, kita belum bias melakukan evakuasi kerena besarnya banjir,” tambah Hengki petugas SAR lainnya. Beberapa warga panik dan berusaha menyelamatkan diri. Mereka juga membawa serta barang-barang berharga. Kepanikan warga makin bertambah setelah lampu di kawasan tersebut dipadamkan. “Beruntung sejumlah warga lansia dan anak-anak sudah kita ungsikan sebelumnya,” terang Hengki. Kondisi tidak kalah mengerikan terjadi di Desa Blongkeng dan Sirahan di Kecamaran Ngluwar. Selain menenggelamkan rumah, banjir juga menutup sejumlah akses jalan. Sejumlah warga di desa tersebut juga diberitakan masih terjebak karena aliran sungai yang membelah menjadi dua. “Di Dusun Candi warga tidak bisa kemana-mana karena akses putus,” tuturnya. Menurut data sementara Lima Dusun di Desa Blongkeng juga terendam banjir lahar dingin. Warga yang tidak memprediksi kejadian tersebut, lari tunggang langgang menyelamatkan diri. “Puskesmas Ngluwar juga hancur diterjang banjir,” kata warga setempat, Habib (29). Sementara di ruas ruas Jalan Utama Magelang Jogjakarta banjir terjadi dengan ketinggian hampir empat meter dengan panjang lebih dari 1 km. Banjir tersebut juga membawa potongan-potongan bangunan rumah yang hanyut dan pohon-pohon yang bertumbangan. “Akses jalan putus total dan tidak bisa dilewati,” kata Kasat Lantas Polres Magelang AKP Widianto. Kondisi ini terjadi setelah tinggi material merapi yang sebelumnya menumpuk di kawasan Dusun Gempol Desa Jumoyo makin tinggi. Hingga berita ini diturunkan jalur di kawasan Jumoyo masih ditutup. Dari arah Magelang yang melewati Kali Pabelan, arus lalu lintas juga ditutup. “Banjir sudah melewati badan jalan dan harus ditutup juga,” tambahnya. Pengamanan polisi pun dilakukan dengan menggunakan pengamanan 3 lapis. Lapisan pertama sekitar 300-400 meter dari Kali Putih menggunakan tali pembatas. Lapisan kedua sekitar 500 meter dari Kali Putih dilakukan oleh Tim SAR dan sebagian warga. Lapisan terakhir sekitar 800 meter dari Kali Putih dilakukan oleh polisi setempat untuk menghalau kendaraan yang akan melalui jalur tersebut. Para pengguna kendaraan pun dialihkan melalui Kecamatan Muntilan menuju Desa Gunung Pring dan ke arah Desa Ngluwar. Perjalanan kemudian diteruskan dengan menggunakan jalur alternatif menuju Kulon Progo atau sekitar 20 km ke arah Jogjakarta. Banjir yang tejadi malam kemarin membuat gelombang pengungsian makin besar. Data sementara yang dilansir ribuan warga mengungsi ketempat yang lebih aman. “Ribuan warga mengungsi karena rumahnya hancur dan sudah tidak bisa ditempati lagi,” terang Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Penanggulangan Bencana (Kesbangpol PB), Heri Prawoto. Sejauh ini, warga yang mengungsi belum bisa didata. Terpenting, warga sudah menyelamatkan diri ketempat yang lebih aman. “Penting menjauh dulu dari bibir sungai,” harapnya. Petugas SAR akan melakukan pemeriksaan pagi ini untuk mengetahui ada tidaknya korban akibat banjir lahar. Termasuk akan mengidentifikasi kemungkinan rumah warga yang rusak.” Karena diprediksi banyak warga yang tidak memprediksi luapan banjir lahar yang terjadi sangat besar. (vie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: