Warga Sayangkan Pembatalan Kunjungan SBY ke RSUD 45

Warga Sayangkan Pembatalan Kunjungan SBY ke RSUD 45

KUNINGAN - Agenda kunjungan kerja Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada 3 hingga 4 Februari 2014, benar-benar membuat aparat supersibuk. Selain penambalan bolongan jalan raya oleh pemerintah provinsi dan kabupaten, jalur kunjungan orang nomor satu di Indonesia itu disterilkan. Sterilisasi lokasi bahkan langsung dilakukan Kodam III Siliwangi Jawa Barat dan Korem 063 Sunan Gunung Djati Cirebon, dibantu Kodim 0615 Kuningan dan polisi militer. Saking ketatnya, pekerja pers tidak diperbolehkan mengambil foto. Tiga lokasi yang disterilkan meliputi komplek Islamic Center (KIC), Pabrik Pasta Ubi Jalar, Galih Estetika Bandorasa dan kampus SMPN 1 Kuningan. Di tiga lokasi tersebut, berbagai pembenahan pun dilakukan dengan sistem kebut. Di sisi lain, kepolisian tidak kalah siapnya. Sedikitnya, 600 personel dikerahkan penuh oleh Polres Kuningan. Simulasi pengamanan jalur kunjungan SBY pun dilakukan. Hampir di setiap pertigaan jalan, ada anggota polisi disiagakan. Suara sirine mobil patwal diiringi mobil patroli dengan suara peringatan terdengar di sepanjang jalan dalam simulasi. Suasana siaga tersebut, praktis menyita perhatian warga. Kepolisian pun dibantu aparat dinas perhubungan dan Satpol PP. “Seluruh personel kita kerahkan untuk pengamanan. Total mencapai 600 personil,” ungkap Kapolres Kuningan, AKBP Harry Kurniawan kepada wartawan, kemarin. Jika digabung dengan TNI, Satpol PP dan Dishub, total personel untuk pengamanan diprediksi mencapai ribuan. Kepolisian sendiri sifatnya BKO. Jika tiba-tiba Korem nanti meminta 700 personel, Harry mengaku selalu siap. Dandim 0615 Kuningan, Letkol CZI Dindin Kamaludin, juga mengaku sudah sangat siap untuk pengamanan kunjungan kerja Presiden SBY. Ia sendiri sepertinya akan meminta tambahan personel ke Korem 063 dengan alasan agenda SBY di Kabupaten Kuningan cukup banyak. “Soal itu, akan kita rapatkan bersama Korem 063,” ujarnya. Sekda Kuningan, H Yosep Setiawan MSi, memastikan kunjungan kerja Presiden SBY ke Kuningan pada 3 dan 4 Februari 2014. Malam 3 Februari, akan menginap di Grage Hotel Sangkan Spa. Esoknya berkunjung ke sekolah dan pabrik ubi jalar. Dari rangkaian tersebut, akan diselingi penanaman bibit pohon. “Agenda semula untuk kunjungan ke RSUD 45, ternyata tidak ada dalam agenda. Soal alasannya, Paspamres lebih paham,” katanya. Kepala SMPN 1 Kuningan, Jaja Ahmad Jaenudin MM, merasa bangga sekolahnya akan dikunjungi Presiden SBY. Maka, dia berusaha semaksimal mungkin untuk membuat standar kenyamanan dan kelaikan sekolahnya saat dilihat SBY. “Kita ingin pak SBY senang dan nyaman saat melihat SMPN 1. Kami ingin memberi kesan sebaik mungkin,” ungkap Jaja. MENUAI KRITIK Sementara, kedatangan Presiden SBY ke Kuningan, juga menuai kritik dari sejumlah kalangan. Terutama setelah mengetahui titik lokasi kunjungan. Mereka menyayangkan kenapa bukan daerah pinggiran yang dijadikan rute perjalanan rombongan presiden. Dari informasi yang diperoleh Radar, agenda kunjungan SBY ke rumah sakit kaitan dengan BPJS gagal. Justru titik lokasi yang ditetapkan antara lain SMPN 1 Kuningan, Kuningan Islamic Center (KIC) dan Pabrik ubi jalar di Bandorasa Wetan. Siang harinya sekitar pukul 13.00, SBY harus kembali ke Cirebon untuk menuju stasiun kereta. Mendengar hal itu, mantan Kades Cijemit, Yaya Cahyadi menyayangkan penentuan titik lokasi kunjungan presiden. Mestinya, orang nomor satu di Indonesia berkeliling mengitari pelosok Kuningan. “Terutama daerah pinggiran. Itulah yang seharusnya dilakukan, bukan malah ke SMP dan ke KIC. Kalau ke pinggiran kan nanti jalan bisa diperlebar jadi 6 meter,” seloroh Yaya yang kebetulan caleg Partai Gerindra itu. Dia juga menyayangkan batalnya SBY berkunjung ke rumah sakit. Padahal sesuai dengan isu awal yang diangkat, kehadiran pimpinan Partai Demokrat itu berkaitan erat dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dianggap semrawut selama ini. Hal senada diungkapkan Ketua DPC GRIB Kuningan, Didin Syafarudin. Dia mengatakan, sebagai masyarakat dirinya merasa sangat bangga kedatangan presiden RI. Namun ketika kunjungan ke RSU dibatalkan, justru malah merasakan kekecewaan. “Jujur saya agak kecewa, karena awalnya ingin memantau sejauhmana pelaksanaan JKN oleh BPJS,” ucapnya. Dikatakan, BPJS kesehatan adalah harapan masyarakat dan harus sukses. Maka, sudah sepantasnya mendapat perhatian serius dari semua pemangku kebijakan. BPJS juga merupakan salah satu program yang dicanangkan dalam pemerintahan SBY. “Untuk itu, mohon kunjungan ke RSU tidak dibatalkan. Karena tujuan intinya kan memantau BPJS. Kalau titik lokasinya di luar RSU, maka berarti melenceng dari substansi kunjungan,” harapnya. Rencana kedatangan SBY rupanya mendapat komentar pula dari salah seorang politisi Partai Golkar, Agun Gunanjar. Hanya saja, anggota DPR RI ini tidak mengungkapkannya secara vulgar. “Dalam konteks politik berbangsa dan bernegara, silakan asumsikan sendiri dimana seorang kepala negara terjun pada politik praktis dengan fasilitas negara seperti pengawalan dan lainnya,” ujar Agun singkat. (tat/ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: