Sejarah Adzan Pitu Cirebon yang Berawal dari Mengusir Wabah Penyakit

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Sejarah Adzan Pitu CIREBON yang biasa dikumandangkan sebelum salat jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Komplek Keraton Kasepuhan.

Sejarah Adzan Pitu Cirebon diyakini berawal dari masa munculnya wabah penyakit hingga membuat masyarakat banyak yang meninggal dunia.

Kemudian dikumandangkanlah adzan yang dilakukan oleh 7 orang sekaligus untuk mengusir wabah tersebut.

Hingga kini, Adzan Pitu masih dipertahankan dan setiap Jumat dikumandangkan di Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon.

BACA JUGA:PANTAS BETAH! Segini Gaji TKW di Brunei Darussalam sebagai Pelayanan Restoran? Yuk Simak Pengakuannya

Wabah kuno tersebut dinamakan Baruan Nandi, penyakit ini datang di masa awal Kesultanan Cirebon berdiri.

Kejadian tersebut pada masa Panembahan Ratu yang merupakan cicit dari Sunan Gunug Jati. Wabah tersebut cukup membuat masyarakat kesulitan.

Sebab, penyakit tersebut datang tiba-tiba dan membuat kesultanan sampai goyang. Akhirnya, Panembahan Ratu mendapatkan nasihat dari Ratu Dewi Dalem Pakungwati, yang merupakan nenek buyutnya dan istri dari Sunan Gunung Jati.

Nasihat tersebut mengamanatkan untuk berserah diri kepada Allah SWT dan berikhtiar agar dapat mengusir wabah tersebut.

BACA JUGA:Berapa Gaji TKI di Brunei Darussalam, Begini Pengakuan Kasir Supermarket dari Indonesia

Filosofi dari Adzan Pitu adalah penyerahan diri secara total kepada Allah SWT. Sebab, ketika manusia sudah berupaya sekuat tenaga, jalan terakhir adalah berpasrah diri seraya memohon bantuan Yang Maha Kuasa.

Karena itu, adzan dikumandangkan oleh 7 orang yang dimaknai jamak, dan ikhtiar sepenuh daya upaya hingga akhirnya berserah diri kepada Allah SWT.

Pasca mengumandangkan Adzan Pitu, penyakit dan wabah Baruan Nandi tersebut dapat diusir dari tanah Cirebon.

Karena itu, Adzan Pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa masih dipertahankan sampai dengan saat ini dan menjadi ciri khas tersendiri.

Sumber: