Apa Itu Cacar Monyet? Waspada Penyakit Berbahaya Ini!

Apa Itu Cacar Monyet? Waspada Penyakit Berbahaya Ini!

Waspada Cacar Monyet ! Cara Mencegah Dan Pengobatan-Capture-Waspada Cacar Monyet ! Cara Mencegah Dan Pengobatan

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Cacar monyet, penyakit berbahaya yang baru-baru ini menjadi sorotan di kalangan masyarakat dan perlu diwaspadai, mungkin penyakit ini masih belum familiar bagi beberapa diantara kamu, tetapi apakah kamu sudah mengetahui dengan pasti apa yang dimaksud dengan cacar monyet?

Cacar monyet, juga dikenal dengan nama Monkeypox, merupakan suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) yang mampu menyerang baik manusia maupun primata seperti monyet.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo dan sejak itu telah muncul di berbagai daerah di Afrika serta beberapa kasus yang tercatat di luar Afrika, termasuk di Amerika Utara dan Eropa.

Walau tidak setenar cacar manusia atau beberapa penyakit lainnya, cacar monyet tetap merupakan isu kesehatan masyarakat yang harus menjadi kekhawatiran saat ini.

BACA JUGA:Gaji Bulan Oktober ASN Pemkot Cirebon Tersendat, Senin 6 November 2023 Baru Cair?

BACA JUGA:Kenali Bagaimana Cara Penyebaran Virus Cacar Monyet yang Harus Diwaspadai

Situasi ini merupakan salah satu gangguan pada kulit yang dipicu oleh virus, seringkali ditunjukkan oleh kemunculan bintil berisi nanah di permukaan kulit.

Seperti halnya dengan cacar air, cacar monyet merupakan kondisi yang mudah menular melalui kontak dengan percikan air liur.

Ketika seseorang mengalami infeksi cacar monyet, gejala yang muncul pada kulitnya berupa bintil-bintil yang berisi nanah, dan bahkan dapat berubah menjadi lepuhan.

Cacar monyet disertai juga demam dan sering kali muncul pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak.

BACA JUGA:Reka Ulang 20 Adegan, Selebgram Semarang Buang Bayi di Bandara Terancam 15 Tahun Penjara

BACA JUGA:Terus Bergerak, PLN UIP JBT Tuntaskan Lagi Dua Proyek Baru

Virus Monkeypox, atau cacar monyet, dapat menular melalui berbagai cara, termasuk melalui kontak langsung dengan luka yang terkontaminasi virus, melalui droplet saat batuk atau bersin, dan melalui cairan tubuh.

Selain itu, penularan dari hewan ke manusia juga dapat terjadi melalui gigitan hewan, kontak langsung dengan hewan atau kulit hewan yang terinfeksi, atau melalui menyentuh benda yang terkontaminasi virus.

Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.

Genus Orthopoxvirus juga mencakup virus seperti smallpox (penyebab cacar manusia), virus cowpox (penyebab cacar sapi), dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar).

BACA JUGA:Rumah Zakat Gelar Budaya Silaturahmi di Cirebon

BACA JUGA:KEREN, Siswa SMKN 1 Jamblang Pilih Ketua OSIS secara E-Voting

Meskipun virus ini dapat menular, kamu dapat membedakannya dari virus penyakit kulit lain seperti cacar air atau herpes.

Pada awalnya, virus ini ditemukan pada hewan liar seperti tupai dan monyet. Penularan dari hewan ke manusia adalah kasus yang paling umum terjadi.

Gejala cacar monyet biasanya muncul setelah 6-16 hari dari paparan, dengan masa inkubasi virus berkisar antara 6-13 hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagi gejala cacar monyet menjadi dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit. Berikut adalah penjelasannya:

1. Periode Invasi  

Periode ini terjadi dalam jangka waktu 5-21 hari setelah seseorang terinfeksi virus. Beberapa gejala yang muncul meliputi:

- Sakit kepala yang parah
- Demam
- Nyeri pada punggung
- Kelemahan tubuh (asthenia)
- Rasa sakit pada otot
- Mual dan muntah (terutama pada individu yang terkena gigitan hewan)
- Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati)

BACA JUGA:Alasan Semangka Jadi Simbol Perlawanan Palestina, Oh Ternyata

BACA JUGA:Casemiro Cidera Lagi, Kabar Buruk Buat Fans MU

Perbedaan utama antara gejala cacar monyet dengan penyakit kulit lainnya adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Sementara pada kasus penyakit lain, gejala mungkin lebih parah, termasuk gangguan pernapasan seperti radang tenggorokan, batuk, dan hidung tersumbat.

2. Periode Erupsi Kulit

Gejala utama yang muncul pada periode erupsi kulit pada cacar monyet adalah kemunculan ruam di kulit, biasanya terjadi dalam rentang waktu 1-3 hari setelah demam muncul.

Ruam pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bagian tangan, kaki, dan wajah sering kali terpengaruh dengan ruam kulit. Ruam dimulai dengan bintik-bintik dan kemudian berkembang menjadi lenting atau vesikel, yaitu lepuhan yang berisi cairan. Selanjutnya, dalam beberapa waktu, ruam tersebut akan membentuk kerak.

Untuk mendiagnosa penyakit ini dokter akan memeriksa riwayat kesehatan penderita dan riwayat kesehatan keluarganya, Setelah itu pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk mengevaluasi gejala yang muncul.

Pemeriksaan fisik ini melibatkan pemeriksaan lesi dan ruam yang terjadi, dan pemeriksaan laboratorium akan dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis.

BACA JUGA:Hati-Hati Bisa Tertular! Ternyata Begini Cara Penyebaran Virus Cacar Monyet

Sampel cairan yang diambil dari lesi akan diproses menggunakan tes polymerase chain reaction (PCR). Selain itu, untuk penegakan diagnosis, biopsi kulit dan lesi juga bisa dilakukan untuk mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan gejala tersebut.

Saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menghilangkan cacar monyet, tindakan medis yang biasanya dilakukan bertujuan untuk mengurangi gejala yang dialami oleh penderita.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengidentifikasi tiga pendekatan dalam upaya penanggulangan cacar monyet, yaitu surveilans, terapeutik, dan vaksinasi.

Pendekatan terapeutik melibatkan pemberian terapi simtomatis dan persiapan penyediaan antivirus khusus untuk cacar monyet.

Penting untuk diingat bahwa pemberian antivirus tidak diperlukan untuk semua penderita cacar monyet. Biasanya, antivirus diberikan kepada individu yang berisiko mengalami gejala berat atau yang sudah mengalami gejala tersebut.

Keadaan berat ini didefinisikan oleh jumlah lesi kulit yang melebihi 100 atau adanya gejala lain seperti demam tinggi, mual, dan muntah.

BACA JUGA:Fans MU Siap-siap Masuk Goa Lagi, Tandang ke Fulham, 2 Pemain Cidera

Selain itu, antivirus juga akan dipertimbangkan jika lesi muncul di area tubuh yang vital seperti mata yang dapat menyebabkan kebutaan atau di tenggorokan yang dapat menghambat jalur pernapasan.

Untuk pencegahan dari Cacar Monyet, terdapat langkah-langkah tambahan yang dapat kamu lakukan untuk menghindari terdampaknya penyakit ini, contohnya seperti:

1. Menghindari perjalanan ke daerah yang merupakan wilayah penyebaran penyakit ini.

2. Rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau alternatifnya, menggunakan hand sanitizer jika tidak ada akses ke air dan sabun.

3. Menghindari kontak dekat dengan hewan pengerat atau primata yang masih berada dalam kondisi liar.

4. Tidak mengonsumsi daging hewan dalam keadaan mentah.

5. Tidak berbagi atau menggunakan barang-barang pribadi bersama dengan penderita.

6. Menjaga jarak yang aman dengan penderita cacar monyet.

7. Mendapatkan vaksin cacar, karena vaksin cacar diyakini dapat mengurangi risiko terkena cacar monyet hingga sebesar 85 persen.

BACA JUGA:Abdillah Onim dan Keluarganya Berhasil Dievakuasi dari Gaza: Alhamdulillah Sudah Tiba di KBRI Kairo

Selain itu, penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan memenuhi kebutuhan vitamin dan suplemen yang diperlukan.

Kita harus selalu menjaga kewaspadaan dan hati-hati terhadap penyebaran penyakit Cacar Monyet ini.

Apabila kamu mengalami gejala dan tanda sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, sebaiknya segera melaporkan kondisi tersebut kepada fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, atau bahkan dokter spesialis kulit, supaya segera dapat ditangani lebih lanjut.(Rayhan Syafaturrafi Agil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: