Perajin Pesisir Panjunan, kesulitan Tingkatkan Produksi Terasi

Perajin Pesisir Panjunan, kesulitan Tingkatkan Produksi Terasi

Barangkali bisa dinaikan bu. Ditulis 2 minggu lalu, tapi belum dinaikkan di koran-Khoirul Anwar -radarcirebon

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Sudah sejak lama Cirebon identik dengan terasi, yang merupakan bumbu masak makanan yang terbuat dari udang rebon. Namun saat ini, pengrajin terasi mengaku kesulitan dalam meningkatkan produksi terasi karena pasokan bahan bakunya yang kian terbatas. 

Terasi sendiri merupakan bumbu masak berbentuk pasta yang terbuat dari udang rebon atau ikan berukuran kecil. Terasi pada umumnya berwarna hitam kecoklatan namun beberapa terasi ada yang berwarna kemerahan. Warna hitam alami pada terasi berasal dari reaksi pigment ikan sedangkan untuk terasi yang berwarna merah merupakan reaksi dari pigment udang.

Salah seorang pengrajin terasi di kempung nelayan RW 01 Pesisir Selatan Kelurahan Panjunan, Yani (37) menuturkan bahwa saat ini ia sudah lama tak memproduksi terasi lagi. Pasalnya, dalam memproduksi terasi, ia hanya mengandalkan hasil tangkapan ayahnya yang merupakan seorang nelayan. 

“Terakhir sudah lama sekali (memproduksi terasi-red). Itu karena pasokan udang rebon nya tidak ada, selain itu juga karena abah sudah tidak lagi melaut,” Katanya. 

BACA JUGA: Aksi Damai Bela Palestina Telah Dimulai, Inilah Sederet Tokoh yang Hadir di Monas

BACA JUGA: Aksi Bela Palestina di Monas, Massa Menyemut, Teriakan Merdeka Palestina

Yani sendiri mengaku menjadi generasi ketiga di keluarganya yang memproduksi terasi. Selain dirinya, sejumlah warga lainnya di RW 01 Pesisir Selatan juga menjadi pengrajin terasi tradisional.

“Kalau dulu, produksi terasi kita lumayan banyak, karena pasokan udangnya juga lumayan. Tapi sekarang, sudah sekitar tiga tahun ini, produksi terasinya menurun,” Katanya. 

Meski begitu, Yani menuturkan bahwa ia masih menyimpan stok terasi yang diproduksi lebih dari setahun yang lalu. Terasi itu, bisa bertahan bertahun-tahun jaminan dalam penyimpanannya dilakukan dengan tepat. 

Yani menjelaskan bahwa proses pembuatan terasi dimulai dari pengeringan, kemudian udang rebon yang telah dikeringkan langsung ditumbuk dengan garam kasar. Prosesnya bisa memakan waktu lebih dari dua hari.

BACA JUGA: Sejumlah Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Kuningan, Tidak Ada Korban Jiwa

BACA JUGA: Setelah Kasus Dugaan Penistaan ​​Agama dan TPPU, Panji Gumilang Terseret Kasus Baru

Pembuatan terasi sendiri biasanya dilakukan oleh adiknya. Sementara ia mempunyai tugas untuk menjualnya kepada konsumen. 

Untuk 3-4 kilogram udang rebon yang diolah menjadi terasi, menurutnya bisa menghasilkan dengan berat 1 Kg terasi. 1 Kg terasi ia jual di harga mulai dari Rp80 ribu per kilogram. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: