Muncul Mata Air Baru,Disinyalir Imbas dari Terjadinya Bencana Pergerakan Tanah

Muncul Mata Air Baru,Disinyalir Imbas dari Terjadinya Bencana Pergerakan Tanah

MAJALENGKA – Musibah bencana pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah rusak di Blok Manis Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi, menimbulkan fenomena baru dengan munculnya sejumlah titik mata air baru di dekat kawasan yang terdampak bencana ini. Salah satunya, di kawasan RT 03 RW 01, di bagian bawah tebing yang dekat dengan sawah muncul beberapa aliran air. Warga menduga itu merupakan mata air baru yang diakibatkan pergerakan tanah, sehingga pori-pori aliran air di dalam tanah yang tadinya tertutup menjadi terbuka akibat pergerakan tanah. Amin, Ketua RT setempat menyebutkan, kawasan tersebut memang tidak aneh dengan keberadaan mata air. Pasalnya, selain masih hijau dengan tumbuhan lebat dengan jenis pohon penyimpan cadangan air, kawasan tersebut juga terbilang sebagai sumber air alami, salah satunya dengan adanya Talaga Herang yang di sela-sela bebatuannya terdapat banyak mata air. Namun, kata Amin, sejak beberapa pekan terakhir, di sela-sela bukit maupun tebing yang berada tepat di bawah kawasan pemukiman penduduk yang mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah, muncul sejumlah titik mata air baru. “Emang di sini sih banyak mata air. Tapi sekarang nambah banyak yang baru (mata air baru). Contohnya di sela gawir (tebing) ini, tadinya ini cuma tebing biasa, tapi sekarang jadi muncul banyak aliran air,” kata Amin. Di samping bermunculan sejumlah mata air baru, Amin mengaku jika pada mata air yang sebelumnya memang sudah ada, kini volume air serta lubang tempat keluarnya air tersebut semakin besar dan deras. “Apa ini pengaruh dari tanahnya yang bergeser, atau cuma karena emang lagi deres-deresnya hujan. Tapi biasanya tahun-tahun kemarin juga kalau musim hujan, mata airnya cuma segitu-gitunya, gak nambah kaya sekarang,” paparnya. Meski demikian, warga khawatir jika mata air yang terus bermunculan ini merupakan efek dari pergerakan tanah sehingga menjadikan pori-pori tanah menjadi renggang. Atau, dikhawatirkan terdapat kandungan sungai bawah tanah yang menjadikan lapisan permukaan tanah di kawasan tersebut terus bergerak. Ropi, warga di lingkungan tersebut yang rumahnya juga mengalami rusak ringan mengaku jika semenjak musibah retakan tanah terjadi di kawasan tersebut, juga mengakui jika tebing yang berada tepat di sisi kiri rumahnya itu terus mengeluarkan air dengan volume yang semakin membesar. Padahal, Ropi mengaku jika sebelumnya pada tebing tersebut hanya ada satu titik mata air yang muncul, dan volume air yang keluarnya pun tidak sederas saat ini. “Kemarin sih cuma di situ aja satu. Terus sama suami saya dibuat parit biar airnya ngalir ke sawah, nggak ngegenang di deket rumah. Ada juga parit yang dibuat ngalir ke balong,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Ir Bayu Jaya mengatakan, dari hasil penelitian dari pihak Badan Geologi, tidak menyebutkan jika di kawasan ini terdapat kandungan sungai bawah tanah yang bergeser menyebabkan pergerakan tanah di kawasan tersebut. “Oh nggak disebutkan begitu (kandungan sungai bawah tanah), hanya saja terlalu banyak kandungan airnya sehingga tanahnya bergerak. Tapi pergerakannya lambat. Makanya salah satu langkah pencegahannya ya dengan mengeringkan kolam sementara dan mengatur ulang sistem drainasenya,” jelasnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: