Petrichor, Bau Tanah Saat Tersiram Air Hujan, Begini Prosesnya
Bau tanah khas ketika musim hujan sangat menenangkan bagi manusia. Aroma khas itu disebut Petrichor.-Asep Brd-radarcirebon.com
BACA JUGA:Piala Dunia U-17, Pelatih Panama: Rasanya Seperti Neraka
Istilah ini diciptakan pada tahun 1964 oleh dua peneliti CSIRO, Isabel Joy Bear (Australia) dan Roderick G Thomas (Britania Raya) untuk sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal Nature.
Mereka menjelaskan dalam artikelnya, bau tersebut berasal dari minyak yang dikeluarkan tanaman tertentu dalam cuaca kering saat minyak terserap ke dalam tanah dan bebatuan seperti tanah liat.
Saat hujan, minyak dilepaskan ke udara bersama senyawa lain, geosmin, produk sampingan dari metabolisme aktinobakteria yang dilepaskan ke tanah lembab dan menciptakan aroma uniknya. Ozon juga bisa tercium oleh petir.
Dalam makalah lain, Bear dan Thomas (1965) menunjukkan bahwa minyak menghambat perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanaman.
BACA JUGA:Kronologi Perundungan di Babakan, Korban Warga Ciledug
Ini menunjukkan bahwa tanaman mengeluarkan minyak untuk melindungi benih dari perkecambahan di bawah tekanan.
Pada 2015, peneliti MIT menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk merekam penyebaran bau di udara.
Tes tersebut mencakup sekitar 600 tes pada 28 permukaan yang berbeda, termasuk material rekayasa dan sampel tanah.
Saat hujan turun di permukaan yang berpori, udara di dalam pori membentuk gelembung kecil yang mengapung ke permukaan dan menjadi aerosol.
BACA JUGA:Anniversary ke-14 Ikatan Motor Honda Cirebon: Dont Forget History
Aerosol mengangkut bau serta bakteri dan virus dari tanah ke permukaan.
Tetesan air hujan yang bergerak lebih lambat cenderung menghasilkan lebih banyak aerosol.
Ini menjelaskan mengapa Petrichor lebih sering terjadi selama musim hujan.
Beberapa peneliti percaya bahwa manusia menyukai bau hujan, karena nenek moyang mereka mungkin bergantung pada angin musim hujan untuk bertahan hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: