Prodi PGSD STKIP Visiting Study ke Surabaya
KUNINGAN – Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Prodi PGSD Kuningan mengadakan Visiting Study ke SD IV Muhammadiyah Pucang Surabaya. Kegiatan yang dilangsungkan selama empat hari itu diikuti 150 mahasiswa ditambah empat dosen tersebut dalam rangka upaya mempertajam kualitas jebolan STKIP. Di sana para mahasiswa mengikuti stadium general serta observasi lapangan. “Ini merupakan agenda rutin Himpunan Mahasiswa PGSD yang bertujuan untuk membekali pengalaman dan wawasan mahasiswa dalam pengajaran di SD,” kata Ketua Hima PGSD STKIP Muhammadiyah, M Ridwan Maulana didampingi sekretarisnya, Asep Ginanjar. Tema yang diangkat dalam kegiatan akhir pekan kemarin itu soal ‘Aku, Kamu, Kita Semua Menjadi Satu’. Di Auditorium Millenium Building, 150 mahasiswa mengikuti stadium general dengan pemateri Prof Dr Imam Robandi (Majlis Dikdasmen PP Muhammadiyah) dan M Solihin Sag MPd SDM (kepala SD IV Pucang Surabaya). “Tantangan kita ada di depan mata. Maka mari kepada seluruh mahasiswa untuk bahu-membahu bagaimana ke depan agar calon-calon mahasiswa PGSD semakin bertambah banyak. Ini bagian dari tugas kami untuk menyosialisasikan kepada masyarakat,” kata Ridwan. Ketua Prodi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan N Etit Herawati MPd mengatakan, visiting study merupakan agenda sangat positif. Diharapkan tiap tahun dilaksanakan, sehingga menjadi agenda rutin. Karena sebelumnya mahasiswa PGSD telah mengunjungi SD Muhammadiyah Aspen Yogyakarta yang merupakan sekolah unggulan nasional. “Lulusan PGSD ke depan diharapkan bukan sekadar lulus, melainkan justru menjadi inovator, dinamisator dan kreator bagi kemajuan SD khususnya di Kabupaten Kuningan. Impian ke depan di Kuningan diharapkan muncul sekolah unggulan seperti SD IV Pucang,” kata Etit. Atas kegiatan tersebut, Puket III STKIP Muhammadiyah Kasdar Al Ade Saputra MA sangat apresiatif terhadap ide cemerlang dari Hima PGSD. Baginya itu merupakan terobosan dalam mendapatkan wawasan dan pengalaman di luar kampus. Menurutnya, mahasiswa harus mengedepankan demonstrasi prestasi supaya mampu mengikuti perubahan zaman dan mampu bersaing dengan yang lain. Mahasiswa harus mampu berpikir global dan bertindak lokal (Think Globally, Act Localy) sehingga mampu menjawab persoalan yang dihadapinya. “Alhamdulillah Prodi PGSD STKIP telah terakreditasi BAN-PT, sehingga kepercayaan masyarakat pun semakin meningkat,” kata Kasdar. Banyak pelajaran penting yang dibawa oleh para mahasiswa sebagai bekal dari Pucang Surabaya. Seperti yang sempat dilontarkan Kepala SD IV Muhammadiyah Pucang, M Solihin SAg MPd SDM. Ia mengatakan bahwa, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memiliki ideologi. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, sosial dan pendidikan selalu mengedepankan pendidikan yang berkemajuan yang dilandasi akhlakul karimah. “Kemajuan teknologi merupakan tantangan dan peluang. Lembaga yang mampu bersaing dengan perubahan itulah yang akan menjadi pemenang dan akan semakin dipercaya oleh masyarakat,” ungkap Solihin sewaktu di Surabaya. Dia juga mengatakan, lembaga yang maju harus mampu membaca perubahan dan kebutuhan. Seperti kurikulum yang baik, pelayanan, pengembangan SDM dan sarana yang memadai merupakan hal penting yang harus dikedepankan. Dikatakannya pula, kurikulum merupakan benda mati. Kreativitas dan kemampuan guru dalam memaknainya merupakan kunci keberhasilan proses pendidikan. Sedangkan Prof Dr Imam Robandi dari PP Muhammadiyah menegaskan, bahwa inti pendidikan adalah melayani. “Ketika kita menjadi pendidik maka harus mampu melayani keinginan dan kebutuhan masyarakat,” pesannya. Diingatkan pula, kompetitor utama dalam mencapai kemajuan adalah perubahan. Maka janganlah berpikir bahwa lembaga yang baik itu adalah lembaga yang mampu bersaing dengan lembaga lain. Justru lembaga yang baik dan maju adalah lembaga yang mampu membaca perubahan. Sang profesor mengatakan, ketiadaan materi adalah hal sepele. Namun ketiadaan motivasi alias semangat menjadi sebuah persoalan besar. “Maka sebagai mahasiswa dan calon guru harus optimis dan semangat dalam menatap perubahan yang terjadi,” tegas Imam sewaktu di Surabaya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: