Fery Farhati Keluarga Harus Jadi Basis Pembangunan di Indonesia
Fery Farhati, Mutiara Anies, dan Netty Prasetiyani saat berkunjung ke Graha pena Radar Cirebon-APRIDISTA SITI RAMDHANI-RADAR CIREBON
BACA JUGA:Masuk Masa Kampanye, Bawaslu Kota Cirebon Banyak Temukan Pelanggaran
Berkurangnya aktivitas fisik juga menjadi salah satu timbulkan permasalahan mental. Jauh berbeda dengan masanya tumbuh dan berkembang di usia remaja di Kuningan. Dimana ia tumbuh di daerah yang asri dan memiliki banyak aktivitas fisik lantaran belum memiliki gadget dan televisi.
"Pelampiasan lebih banyak pada kegiatan dan aktivitas fisik, membaca buku dan di alam segar, bukan lagi buka gadget, kini semakin banyak informasi diterima tanpa memfilternya, akan membuat standar tentang dirinya terus tinggi dan merendahkan dirinya sendiri," paparnya.
Fery pun sependapat bahwa pembinaan keluarga menjadi pendidikan anak paling dini untuk membentuk karakter yang baik. Salah satu program yang pernah dibuat oleh Anies Baswedan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah mengantar anak di hari pertama sekolah.
"Sangat sederhana namun memiliki pesan yang kuat bahwa pendidikan anak merupakan pendidikan yang panjang sehingga anak, orangtua dan guru harus saling berkomunikasi demi keberhasilan pendidikan," terangnya.
BACA JUGA:14 Kabupaten dan Kota di Jabar Raih Predikat Kota Sehat, Berikut Daftarnya
Sementara itu, anak sulung Anies Baswedan, Mutiara Anies mengungkapkan bersyukur mendapatkan parenting yang sangat baik dari kedua orangtuanya. Ia menurutkan abah dan sang mama sangat terbuka untuk berdiskusi mengenai berbagai hal.
Kejadian di masyarakat yang ia lihat bisa ditanyakan langsung pada mereka tanpa merasa takut akan dihakimi. "Keresahan dan kebingungan dalam menghadapi informasi yang sangat cepat saat ini bisa aku konsultasikan kepada abah dan mama tanpa takut dihakimi," ungkapnya.
Dengan keterbukaan dari orangtua, Mutiara pun merasa berbagai hal yang terjadi padanya bisa dikonsultasikan pada kedua orangtuanya.
Bahkan kala Anies Baswedan masih menjabat sebagai Gubernus DKI jakartam Mutiara yang mengendarai mobil sendiri mengalami ban kempes.
BACA JUGA:Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Penistaan Agama di Cirebon, Begini Alasannya
Karena kebingungan apa yang harus dipebuat, ia kemudian menghubungi sang abah yang saat itu sedang bertugas. "Meski jawab hanya melalui pesan singkat, dan tidak datang langsung namun ia memberikan petunjuk arahan dalam setiap permasalahan, misalnya masalah kecil seperti ini," ujarnya.
Dengan terbiasanya dengan keterbukaan ini ia pun tidak pernah merasa khawatir jika ada masalah yang terjadi. Prinsip yang ia pegang dan diajarkan sejak dini menjadikannya mengetahui batasan dalam pergaulan.
Selain itu kepercayaan yang ia berikan juga menjadikannya tidak ingin merusak dan senantiasa menjaga kepecayaan itu. "Tidak ada lagi kepikiran untuk aneh-aneh karena ingin menjaga kepercayaan yang diberikan abah dan mama," tukasnya. (apr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: