Kurikulum Baru untuk ABK

Kurikulum Baru untuk ABK

MAJALENGKA – Sekolah Luar Biasa (SLB) yang menampung anak berkebutuhan khusus (ABK) mempunyai kurikulum baru. Perubahan kurikulum tersebut semata agar peserta didik lebih berkembang dan mandiri. Ditemui Radar Majalengka di kantornya kemarin (13/2) , Kepala Sekolah SLB-C YPLB Majalengka Sri Aminah SPd mengatakan, rencananya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengimplementasikan kurikulum 2013 bagi ABK untuk tahun ajaran 2014-2015. \"Sebanyak 300 guru, kepala sekolah, dan pakar di bidang pendidikan mengikuti workshop menyusun buku teks pelajaran dan buku pedoman guru yang sesuai dengan kurikulum 2014 di Jakarta,\" kata Sri. Buku tersebut nantinya, kata dia, diperuntukkan bagi para guru, pembimbing kelas, peserta didik ABK yang memiliki keterbatasan dengan jenis tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autisme. Para peserta didik yang berkebutuhan khusus itu akan dilayani di sekolah luar biasa, atau sekolah regular dengan disediakan kelas khusus di dalamnya. Artinya ABK tidak hanya dapat bersekolah di SLB akan tetapi di sekolah biasapun berhak mendapatkan pendidikan yang sama,\" jelasnya. Masih kata Sri, terdapat dua pendekatan implementasi kurikulum kebutuhan khusus. Pertama, ABK yang mengikuti program pendidikan khusus di sekolah regular akan mendapat pendidikan khusus di luar jam sekolah (ekstrakurikuler). \"Yang kedua, program kebutuhan khusus akan dijadikan kegiatan intrakurikuler di jam sekolah bagi ABK yang berada di sekolah luar biasa, atau kelas khusus,\" tuturnya. Di tempat yang sama Ketua Gugus 33 Majalengka Ewat Supriatna SPd menambahkan, pada tataran pendidik sudah terdapat program penyiapan Guru Pembimbing Khusus (GPK). GPK merupakan guru yang dipersiapkan Kemendikbud untuk mengajar para peserta didik ABK. \"Mereka direkrut dari guru yang berlatar belakang pendidikan non pendidikan luar biasa, dan dikirimkan pada program pelatihan peningkatan kompetensi selama dua semester. Sehingga, para GP akan mendapat keahlian khusus dalam menangani ABK sesuai dengan jenis keterbatasan,\" terang Ewat. Menurut dia, acara workshop yang di ikuti 300 peserta itu sebagai komitmen bersama atas penyelesaian hambatan yang ada pada anak berkebutuhan khusus. “ABK tidak boleh menjadi halangan untuk dapat menyiapkan mereka menjadi individu yang mandiri dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa,” tegasnya. Dikatakan, penyusunan buku bagi ABK itu akan berlangsung hingga Mei 2014. Sedangkan pelatihan guru sekolah ABK dijadwalkan Juni untuk 17 ribu guru. “Sistem ada di tangan masing masing rayon, tetapi diutamakan untuk yang kondisi geografisnya terdekat,” ucapnya. \"Kemudian untuk masuk SD sudah ada surat edaran larangan menggunakan tes baca tulis berhitung (calistung). Karena pada prinsipnya anak masuk SD itu ketika awal masuk harus diajarkan dari awal dan dasar yang kemudian harus diulang-ulang,\" pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: