Rehab Rumah Perlu Puluhan Juta

Rehab Rumah Perlu Puluhan Juta

MAJALENGKA – Sedikitnya ada 58 rumah milik warga di RT 03 dan RT 04 RW 01 Blok Manis Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi, yang rusak akibat bencana pergerakan tanah. Meski belum ada kejelasan mengenai status kerusakan akibat bencana ini, namun warga yang rumahnya rusak berharap bisa segera diperbaki. Sanudi, salah satu korban mengaku jika saat ini rumahnya yang mengalami kerusakan pada bagian dinding serta lantainya, sudah sangat sulit untuk diperbaiki. Pasalnya, kondisi kerusakan, terutama bagian lantainya mengalami ambles ke bawah sampai belasan sentimeter sehingga mempengaruhi struktur konstruksi bagian lainnya. “Kalau dibenerin lagi pasti susah. Soalnya tanahnya ambles ke dalem, pondasi sama tembok rumah juga banyak yang berubah posisinya. Kalau dipaksain bisa aja sih, tapi percuma butuh duit banyak tapi gak bakalan kokoh seperti semula. Habis buat benerinnya aja bisa sampai puluhan juta,” kata dia, kemarin (15/2). Dikatakan, berbeda lagi jika posisi pergerakan tanahnya nyembul keluar, mungkin perbaikannya bisa diakalin sedikit-sedikit. Namun, kata dia, hasil perbaikannya pun tetap tidak seratus persen menjadikan kondisi rumah dan bangunan mereka kembali kokoh seperti sedia kala. Menurutnya, dinding retak yang semula menganga kecil, saat ini sudah menganga cukup besar. Bahkan, dinding di beberapa rumah warga yang tadinya hanya berkisar antara beberapa sentimeter saja, kini sudah banyak yang kondisi amblesnya mencapai belasan, bahkan puluhan sentimeter. Korban lainnya Enoh mengatakan, selama beberapa pekan terakhir ini, sudah banyak warga yang mengungsi ke kediaman kerabat maupun keluarganya yang kondisinya relatif lebih aman. Namun, langkah ini tidak bakal seterusnya dilakukan warga. “Kalau ngungsi sih udah dari dulu, ada tiga mingguan. Ya pokoknya dari awal retak aja langsung ikut ngawengi (bermalam) di rumah saudara saya, kalau siang sih tetap rumahnya ditinggalin, kan barang-barangnya di sini . Tapi kan, biar gimana juga enakan di rumah sendiri. Sedangkan sekarang mau benerin rumahnya, uangnya dari mana,” keluh Enoh. Menurutnya, kebanyakan warga korban bencana di lokasi tersebut, terutama wanita dan anak-anak, bermalam menginap di saudara ataupun kerabatnya yang lebih aman. Sedangkan mereka khawatir jika kondisi ini berlarut-larut, bakal merepotkan saudara atau tetangga yang ditumpanginya. Karena itu, pihaknya berharap agar kondisi rumah mereka segera diperbaiki, jika kondisi pergerakan tanah dianggap sudah aman, sehingga mereka bisa kembali menempati rumah mereka tanpa terus-terusan menumpang di kediaman tetangga maupun kerabat lainnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: