Cesar Tak Pasti, Kiper Domestik Buka Peluang

Cesar Tak Pasti, Kiper Domestik Buka Peluang

RIO DE JANEIRO - Brasil pernah mengalami masa-masa indah memiliki pilihan penjaga gawang yang melimpah. Dalam satu era, mereka memiliki Julio Cesar yang saat itu membela Inter Milan, Dida di AC Milan, dan Doni di AS Roma. Performa kiper made in Brazil itu membuat klub-klub top Eropa merekrut Brasileiro. Situasi tersebut membuat Selecao, julukan Timnas Brasil, dengan gampang memilih kiper. Sebab, kiper-kiper mereka tak hanya bermain di Eropa, tapi juga tampil di sejumlah laga ketat seperti Liga Champions dan Liga Italia Serie A. Era tersebut ditandai dengan Dida yang meraih juara Serie A (2003-2004) dan Liga Champions dua kali (2002-2003, 2006-2007). Prestasi puncak juga diraih Cesar bersama Inter. Yakni, lima gelar Serie A berturut-turut (2005-2010) dan satu juara Liga Champions 2009-2010. Namun, era emas itu tak bertahan lama. Kini mereka harus susah payah untuk memilih kiper top. Memang, pelatih Luis Felipe Scolari sudah menjamin tempat untuknya di Selecao. Tapi, lihat \"nasib\" Cesar setelah hengkang dari Inter pada musim panas 2012. Bersama Queen Park Rangers (QPR), dia langsung \"mengantarkan\" timnya ke jurang degradasi pada musim perdananya di Premier League. Di level Championship, kasta kedua Liga Inggris, ternyata Cesar justru kalah bersaing dengan Rob Green. Kiper asli Inggris itu menjadi pilihan utama manajer Harry Redknapp. Bahkan, musim ini dia hanya sekali bermain. Kondisi itu membuatnya harus rela bermigrasi ke Kanada bersama Toronto FC dengan status pinjaman. Tujuannya, diberi lebih banyak waktu bermain. Terlunta-lunta, Cesar masih percaya diri akan diberi kepercayaan sebagai tim inti. \"Saya harus mengucapkan terima kasih kepada Scolari. Mereka sudah membantu saya sedemikian rupa. Sekarang tugas saya adalah bermain sebaik-baiknya,\" kata Cesar seperti dikutip Sports Mole. Cesar sejatinya tidak perlu sampai jauh-jauh ke negeri yang tidak memiliki tradisi kuat sepak bola. Tingkat kompetisinya juga sangat diragukan. Apalagi, di Kanada dia tak mungkin tampil dalam laga-laga ketat seperti di Inggris atau Italia. Padahal, ketika QPR ke Championship dia sempat ditawari AS Roma. Namun, dia tetap bersikukuh bersama klub milik konglomerat Malaysia Tony Fernandes tersebut. Dengan Cesar yang downgrade ke Liga Kanada, peluang bagi kiper-kiper Brasil lainnya terbuka lebar. Apalagi, kompetisi domestik Brasil jauh lebih ketat dan penuh tekanan dibanding Kanada yang masyarakatnya gandrung olahraga hoki daripada sepak bola. Salah satu kiper yang siap menggusur Cesar adalah Jefferson. Kiper utama Botafogo itu sudah beberapa kali diberi kesempatan bermain. Yakni saat meladeni Swiss dan Korea Selatan di ajang friendly match. Sementara itu, kompetisi di kiper ketiga justru paling seru. Sebab, paling tidak ada empat kiper yang bersaing merebutnya. Mereka adalah Fabio (Cruzeiro), Victor (Atletico Mineiro), Cassio (Corinthians), dan Diego Cavalieri (Fluminense). Dari empat nama itu, Cavalieri yang paling favorit. Dia dua kali dipanggil saat melawan Korea Selatan dan Zambia. Dia bahkan sempat bermain saat melawan Zambia. Apalagi, Cavalieri termasuk kiper yang ikut mengantarkan kesuksesan Brasil di Piala Konfederasi tahun lalu. (aga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: