Produksi Garam Menunggu Cuaca Panas
KANDANGHAUR - Mengingat musim hujan masih berlangsung, petani garam belum bisa melakukan produksi. Untuk memulainya petani menunggu musim kemarau karena cuaca panas sangat mendukung proses produksi. Sementara untuk penjualan, saat ini masih mengandalkan garam hasil produksi tahun 2013 yang masih disimpan. Rakhmat (39), petani garam Desa Karanganyar mengatakan, produksi akan bisa dilakukan jika sudah tidak ada hujan dan biasanya petani mulai melakukan produksi pertengahan tahun. “Meski sekarang ada cuaca panas, petani garam belum mau produksi. Karena di awal tahun hujan masih terjadi, apalagi sekarang cuaca masih belum menentu. Petani akan memulai produksi di bulan Mei atau Juni,” ujar Rakhmat, Minggu (16/2). Menurutnya, hujan akan menghambat produksi garam. Disamping itu, kualitas dari hasil produksi juga tidak bagus. “Sekarang petani garam masih menjual garam yang disimpan, karena dari sebagian hasil produksi mereka simpan,” imbuhnya. Pandi (40), petani garam lainnya mengatakan, petani menjual garam simpananya seharga Rp900 per kilogram. Harga tersebut dinilainya masih rendah karena saat ini garam impor masih membanjiri pasar Indonesia. “Jangankan musim hujan karena kebanyakan petani tidak memproduksi garam, musim kemarau jugagaram impor tetap masuk ke Indonesia. Harapan kami garam impor distop dan harga garam akan naik,” ujarnya. (kom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: