Stok Beras Semakin Menipis
INDRAMAYU – Musim tanam yang terlambat akibat banjir sangat berpengaruh terhadap harga beras di pasar tradisional. Bahkan kenaikan diperkirakan akan terus berlangsung, mengingat stok beras di tingkat petani kian menipis. Seperti diungkapkan Warto, pedagang di kios beras Campur Jaya, Pasar Baru Indramayu. Menurutnya kenaikan beras berlangsung secara bertahap dan hampir naik setiap hari. Beras IR yang semula harganya Rp9.000/kg, dalam kurun waktu seminggu harganya merembet naik hingga Rp9.500/kg. Begitu juga untuk beras kualitas di bawahnya yang semula Rp8.500/kg menjadi Rp9.000/kg. “Rata-rata kenaikannya berkisar antara 400 sampai 500 rupiah per kilogram,” tutur Warto, Sabtu (15/2). Masih menurut Warto, kenaikkan juga terjadi untuk beras ketan. Semula harga beras ketan Rp12.000/kg sekarang menjadi Rp12.500/kg. Dikatakannya, kenaikkan harga tersebut lebih diakibatkan stok yang terus menipis. Apalagi untuk beras ketan, harus didatangkan dari wilayah Kabupaten Subang. “Harga beras naik karena harga gabah di tingkat petani mahal dan stoknya hanya tinggal sedikit,” ujar Wahyudi, pemilik kios beras lainnya. Wahyudi mengatakan, saat ini para petani belum memasuki musim panen. Bahkan, tidak sedikit petani yang harus mengulang musim tanam karena sawahnya terendam banjir. Akibatnya, hanya sedikit petani yang masih memiliki sisa simpanan gabah. Menurutnya, harga gabah simpan di tingkat petani saat ini mencapai Rp5.700/kg. Bahkan, ada petani yang hanya bersedia melepas gabahnya dengan harga Rp6.000/kg. “Harga beras dan gabah kemungkinan baru akan turun bila para petani sudah memasuki musim panen raya, atau sekitar bulan Mei,” ujar Wahyudi. (oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: