Banyak Penipuan File APK Jelang Pemilu, BRI Beberkan Cara Antisipasinya

Banyak Penipuan File APK Jelang Pemilu, BRI Beberkan Cara Antisipasinya

Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Andrijanto -ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-

JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Modus penipuan digital atau social engineering masih marak seiring dengan isu yang hangat diperbincangkan di masyarakat. 

Contohnya, mendekati masa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, para fraudster mempunyai modus gaya baru yakni membagikan undangan pemilu dalam wujud file apk.

Terkait modus gaya baru ini BRI terus menggencarkan edukasi dan langkah praktis menghindari diri terjebak dari penipuan. 

Salah satunya dengan campaign #BilangAjaGak untuk menolak mentah-mentah segala modus penipuan atau kejahatan perbankan di platform digital.

BACA JUGA:Tersambar Petir, Pesebakbola Asal Subang Meninggal Dunia

BACA JUGA:Sambut Pemilu 2024, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Siagakan Satgas Distribusi BBM dan LPG

BACA JUGA:Target 2030 Bebas TBC, Indonesia Terus Kembangkan Vaksin BCG dan Alternatif Lainnya

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto pun menekankan agar para nasabah terus waspada jika ada nomor yang tidak dikenal mengirimkan dokumen dengan akhir penamaan .apk, apalagi yang mengatasnamakan BRI. 

“BRI tidak pernah membuka channel di aplikasi chat. BRI sebagai bank yang sangat concern terhadap segala jenis kejahatan bank senantiasa mengimbau dan mengedukasi nasabah untuk lebih waspada dan mengenali berbagai jenis modus penipuan,” ucapnya.

File apk menggunakan penamaan Undangan Pemilu atau PPS PEMILU 2024 kini marak disebar untuk memancing korban. 

Di sisi lain, oknum penipu masih gencar memanfaatkan kelengahan korbannya dengan gaya lama seperti memberikan undangan pernikahan dan foto paket melalui pesan singkat ataupun whatsapp. 

BACA JUGA:Afif Cetak Hattrick Lewat Penalti Hantarkan Qatar Juara Piala Asia 2023

BACA JUGA:Bupati Imron' Datang ke TPS dan Jangan Golput pada 14 Februari 2024

File- apk tersebut merupakan aplikasi berbahaya karena berisi malware yang bila korban meng-kliknya, pelaku bisa mengakses data pribadi korban untuk disalahgunakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase