Sekjen PDI Perjuangan: Ada Fenomena Overshooting di Pemilu 2024
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto -Dokumen PDIP-radarcirebon.com
JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto angkat bicara terkait hasil quick count sejumlah lembaga survei dalam Pemilu 2024 ini.
Perlu diketahui, hingga saat ini hasil quick count para lembaga survei menunjukkan kemenangan terhadap pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
Hasto mengatakan bahwa saat ini ada fenomena overshooting dalam Pemilu 2024, sehingga paslon Prabowo-Gibran mendapat terlalu banyak suara.
"Kami melihat nampak adanya fenomena overshooting. Jadi, kalau berburu itu nembaknya berlebihan. Ini pernah terjadi di Timor Timur pada Pemilu 1997," kata Hasto dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Rabu 14 Februari 2024.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Cara Cepat Membersihkan Tinta Pemilu Dijamin Bersih dan Berhasil Jangan Sampai Golput Ya
BACA JUGA:Ini 5 Kebiasaan Pemicu Kolesterol Tinggi di Usia Muda
Overshooting merupakan istilah yang banyak dalam perekonomian yang merujuk pada sesuatu yang melampaui batas normalnya.
Diketahui, pada Pemilu 1997 suara Golkar di Timor Timur mencapai 84,70 persen. Berbeda jauh dengan suara dua partai rivalnya, yakni PDI yang memperoleh 13,49 persen, dan PPP yang hanya meraup 1,82 persen.
"Ketika suatu operasi masif dilakukan, maka sampai rezim penguasa saat itu kaget karena partai penguasa saat itu sampai mendapatkan hampir 100 persen," ujar Hasto.
Fenomena overshooting yang dimaksud terlihat jelas karena adanya perbedaan signifikan antara hasil penghitungan suara di dalam negeri dengan exit pool di luar negeri.
BACA JUGA:Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un! Linmas di Kota Madiun Meninggal Dunia Saat Amankan Pemilu 2024
BACA JUGA:Tom Lembong Optimis Pasangan AMIN Masuk Putaran Kedua Pilpres 2024
Menurutnya, para pemilih di luar negeri tak terpengaruh isu-isu dan upaya mendorong pencoblosan terhadap paslon tertentu lewat bansos, sehingga nama Prabowo-Gibran gagal meraup suara mayoritas dari mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase