Kisah TKW Asal Majalengka Kerja Siang Malam di Arab Sejak 2010, Pulang Justru Tidak Bawa Uang

Kisah TKW Asal Majalengka Kerja Siang Malam di Arab Sejak 2010, Pulang Justru Tidak Bawa Uang

Uum Umini (kiri) TKW asal Majalengka berhasil pulang setelah 13 tahun di Arab Saudi. Foto:-Almuaras-Radar Majalengka

Uum bekerja siang malam sebagai asisten rumah tangga di rumah majikannya tersebut. Tidak pernah mendapat kekerasan fisik namun dilarang keras untuk keluar rumah.

Bahkan, Uum dilarang bergaul dengan siapa pun dan KTP-nya ditahan oleh majikan. 

BACA JUGA:Perolehan Suara Charly Masih Dibawah Abah Qomar, Mantan Wagub Jabar Baru Tembus 2.000-an

"Saya baru bisa berkomunikasi melalui telepon dengan keluarga di kampung tahun 2020, dan itu pun hanya di malam hari,” tutur Uum kepada dilansir dari Radar Majalengka. 

“Setelah itu, saya bisa mengirim uang ke kampung, namun uang tersebut dikirim oleh majikan dan saya tidak tahu berapa jumlahnya. Sebelum bisa pulang ke tanah air, saya sempat meminta izin untuk pulang karena ibu saya sedang sakit, dan majikan mentransfer sejumlah uang kepada keluarga saya di kampung," imbuhnya.

Sebelum bisa menghubungi keluarganya, Uum sudah dianggap hilang. Hal itu diungkapkan oleh adiknya, Dede Sarkim (39). 

Menurut Dede, sekitar 10 tahun pihak keluarga di Majalengka tidak bisa menghubungi Uum sehingga sang kakak dianggap hilang.

"Selama 13 tahun bekerja di Saudi, kakak saya hanya pernah mengirim uang ke keluarga sebanyak 4 kali dengan total Rp123 juta," kata Dede dibenarkan oleh saudaranya yang lain, Purbaningsih.

Menurut Purbaningsih, gaji seorang TKW di Saudi sebesar 1.300 Real atau sekitar Rp5 juta per bulan. 

Purbaningsih sendiri pernah bekerja selama 2 tahun di Arab Saudi di sebuah rumah sakit dan tidak merasakan pembatasan seperti yang dialami oleh kakaknya. 

"Uang senilai Rp123 juta itu tidak cukup untuk upah selama 3 tahun. Karena diperkirakan selama 3 tahun itu, Uum harus mendapatkan upah sekitar Rp178 juta. Apalagi selama 10 tahun bekerja di sana, tidak mungkin hanya Rp123 juta," tegas Purbaningsih.

Perempuan yang fasih berbahasa Arab ini menyatakan, bahwa pihak keluarga telah mengirim pesan kepada majikan Uum.

Maksud pesan tersebut untuk menanyakan kejelasan upah Uum selama 10 tahun bekerja di sana.

Mereka sempat mendapatkan balasan, namun kemudian pesan tersebut dihapus oleh majikan Uum. 

"Kami akan terus berjuang untuk meminta keadilan agar hak Uum selama bekerja 13 tahun di Makkah bisa dibayar. Kami juga meminta bantuan KBRI dan pihak berwenang untuk membantunya," kata Purbaningsih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: