Laporan BMKG: Prakiraan Awal Ramadan 1445 H Berpotensi Berbeda

Laporan BMKG: Prakiraan Awal Ramadan 1445 H Berpotensi Berbeda

Umat Islam sebentar lagi akan menghadapi bulan Ramadan 1445 H.-Thirdman -pexels.com

JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Laporan terbaru soal prakiraan hilal dalam menentukan awal Ramadan 1445 H yang menandakan dimulainya ibadah puasa 2024 dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG memberi judul laporan tersebut 'Informasi Prakiraan Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadhan 1445 H'.

Melansir laporan itu, BMKG memprakirakan jika awal Ramadan berpotensi jatuh pada hari yang berbeda.

Perbedaan awal Ramadan itu dikarenakan faktor metode penghitungan dan pemantauan hilal yang digunakan.

BACA JUGA:Saat Ini Bertepatan dengan Malam Nisfu Syaban, Inilah Keutamaan dan Doa yang Perlu Dipanjatkan

BACA JUGA:Tiket Kereta Api Mudik H-1 Lebaran Bisa Dipesan Mulai Sekarang, Segera!

BMKG menjelaskan, konjungsi geosentrik (ijtima') akan kembali terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 09.00 UT atau pukul 16.00 WIB atau pukul 17.00 WITA atau pukul 18.00 WIT.

Konjungsi geosentrik adalah peristiwa ketika bujur ekliptika bulan sama dengan bujur ekliptika matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat bumi.

Berdasarkan pengamatan BMKG, diperkirakan pada 10 Maret 2024, waktu matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.51 WIT di Waris, Papua.

Adapun waktu matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.50 WIB di Banda Aceh, Aceh.

BACA JUGA:Gelar Friendly Match Tenis Meja, Pemkot Cirebon Jalin Silaturahmi dengan Pemprov Jabar

BACA JUGA:Indomaret Buka Program Mudik Gratis Lebaran 2024, Simak Cara Daftarnya

"Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024 di sebagian wilayah Indonesia," tulis BMKG dikutip dari laporan resmi, Sabtu 24 Februari 2024.

BMKG menambahkan, berdasarkan hal-hal tersebut, secara penghitungan astronomis pelaksanaan rukyat hilal penentu awal bulan Ramadan 1445 H.

Bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah matahari terbenam tanggal 10, bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam. 

Sementara, tanggal 11 Maret 2024 bagi yang konjungsinya terjadi setelah matahari terbenam.

BACA JUGA:CPNS 2024 Segera Dibuka, Berikut Cara dan Jadwal Pendaftarannya, Jangan Sampai Terlewat!

BACA JUGA:Situasi STY di Timnas Indonesia U23 Tambah Sulit, Penolakan Pelatih Bertambah

"Sedangkan bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadan 1445 Hijriah, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat matahari terbenam tanggal 10 dan 11 Maret 2024 tersebut," jelas BMKG.

BMKG juga memaparkan, ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,33° di Jayapura, Papua; sampai dengan 0,87° di Tua Pejat, Sumatera Barat.

Adapun ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 10,75° di Merauke, Papua; sampai dengan 13,62° di Sabang, Aceh.

BACA JUGA:Mengenal Kelawi, Pemenang Desa BRILiaN Hijau Berkat Inovasi Berkelanjutan

Kemudian, elongasi di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara 1,64° di Denpasar, Bali; sampai dengan 2,08° di Jayapura, Papua.

Adapun elongasi di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 13,24° di Jayapura, Papua; sampai dengan 14,95° di Banda Aceh, Aceh.

Umur Bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,15 jam di Waris, Papua; sampai dengan 2,84 jam di Banda Aceh, Aceh.

"Adapun umur bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 23,84 jam di Waris, Papua; sampai dengan 26,84 jam di Banda Aceh, Aceh," tulis BMKG.

BACA JUGA:Liga 1 Pekan 25, Jadi Panggung Para Pemain Timnas Indonesia

Selanjutnya, Lag di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,35 menit di Jayapura, Papua; sampai dengan 5,45 menit di Tua Pejat, Sumatera Barat.

Lag di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 48,15 menit di Merauke, Papua; sampai dengan 60,09 menit di Sabang, Aceh.

Fraksi Illuminasi Bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara 0,02 persen di Denpasar, Bali; sampai dengan 0,03 persen di Jayapura, Papua.

BACA JUGA:Suasana PSU di 5 TPS Kota Cirebon, Partisipasi Pemilih Tetap Tinggi

Adapun fraksi illuminasi bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 1,33 persen di Jayapura, Papua; sampai dengan 1,70 persen di Banda Aceh, Aceh.

"Pada tanggal 10 Maret 2024, bulan terbenam lebih dulu dari matahari, sehingga data objek astronomis lainnya tidak diperlukan lagi.”

“Pada tanggal 11 Maret 2024, dari sejak matahari terbenam hingga bulan terbenam ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 5° dari bulan, yaitu Merkurius," ungkap laporan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase