9 Kecamatan Dikepung Longsor dan Banjir
KUNINGAN - Akibat hujan deras yang melanda Kuningan dari Selasa (18/2) sore hingga Rabu (19/2) dini hari, ternyata selain SMK Salajambe terendam banjir, juga menimbulkan bencana di mana-mana. Bukan hanya banjir tapi juga longsor. Dari data yang dihimpun Radar, ada 16 titik di sembilan kecamatan Kabupaten Kuningan terkena bencana banjir dan longsor. Sementara, akibat longsoran tanah menyebabkan sejumlah ruas jalan tertutup dan beberapa di antaranya terputus, serta puluhan rumah warga rusak parah. Hingga saat ini pihak BPBD Kuningan belum bisa mendata berapa jumlah kerugian yang disebabkan bencana banjir dan longsor tersebut. Data yang diterima Radar dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), jumlah kecamtan yang terkena bencana longsor tersebar di tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Ciwaru, Darma, Hantara, Garawangi, Cidahu, Ciniru dan Karangkancana. Sedangkan banjir hingga menggenangi sekolah dan rumah warga terjadi di dua desa yang berada di wilayah Kecamatan Salajambe dan Lebakwangi. Menurut Kepala BPBD Kuningan Agus Mauludin, dari 16 titik tanah longsor terdapat tiga lokasi yang tergolong paling parah. Di mana menyebabkan akses jalan tertutup, bahkan terputus. Sedangkan di lokasi lainnya longsoran tanah hanya menutup sebagian jalan dan masih bisa ditangani warga. Agus yang dihubungi tengah memantau di Kecamatan Karangkancana menjelaskan, tiga lokasi longsor terparah salah satunya di Blok Wedangtemu, Desa Tugumulya, Kecamatan Darma. Tanah dari tebing setinggi 40 meter ambruk menutup jalan sepanjang 60 meter, sehingga praktis melumpuhkan akses jalan tembus menuju Ciamis tersebut. Di lokasi itu, kata dia, tercatat 12 rumah warga mengalami kerusakan ringan maupun berat. Untuk mengatasi jalan yang tertimbun longsoran tanah, BPBD telah mengirim satu unit alat berat untuk membersihkannya. Lokasi kedua di Desa Mekarsari, Kecamatan Maleber, yang menyebabkan ruas jalan desa tersebut ambles sedalam tiga meter. Selain merusak jalan, pergeseran tanah juga menyebabkan puluhan rumah jebol dan beberapa di antaranya retak-retak. Menurutnya, lokasi longsor yang tergolong parah juga terjadi di Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, yang menyebabkan ruas jalan sepanjang hampir 30 meter putus terbawa longsor. Kini masih dalam penanganan darurat yang melibatkan masyarakat, relawan dibantu dari unsur TNI dan Polri. Mantan Kabag Humas Setda Kuningan ini mengaku, belum mendapat data pasti jumlah rumah yang rusak dan berapa besar kerugian materil yang diakibatkan bencana tersebut. Namun dia memastikan, tak ada korban jiwa ataupun luka yang dialami warga di sekitar lokasi bencana. “Sebagai upaya darurat bencana, kami telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan darurat bencana seperti evakuasi warga yang berada di daerah rawan untuk mengungsi ke tempat yang aman dan pemberian bantuan makanan, selimut dan kebutuhan pokok lainnya,” jelas dia. Semantara itu, untuk di lokasi longsor yang tergolong berat hingga merusak badan jalan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Binamarga untuk penanganannya. Salah satunya mengupayakan pembuatan jalan darurat, sehingga warga bisa melintas dan beraktivitas normal seperti biasa. Terpisah, Kepala Desa Tugumulya, Kecamatan Darma, Ano Santono menerangkan, bencana tanah longsor di desanya terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah sebelumnya diguyur hujan deras yang disertai petir sejak pukul 15.00 WIB. Menurutnya, longsor yang terparah terjadi di ruas jalan Blok Wedangtemu. Longsoran tanah hingga menutup jalan sepanjang 60 meter. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, karena ada 12 rumah yang rusak serta puluhan hewan ternak warga mati tertimpa longsor. “Kami berharap tidak ada bencana lagi karena kasian warga dengan musibah ini. Sebab, bukan hanya materi namun pisikis yang juga ikut terkena. Setiap hujan deras warga menjadi waswas,” tandas Ano. Sementara itu, pada Rabu (19/2) sore, cuaca kembali mendung dan pada sore hari turun hujan. Namun, hujan yang turun tidak begitu lama. Dengan kejadian bencana di sembilan kecamatan, warga Kuningan kini selalu waspada terutama yang tinggal di permukiman dengan kontur tanah yang labil. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: