Cuaca Dingin Jadi Bahan Evaluasi
JAKARTA - Musuh besar di Asian Games 2014 nanti ternyata bukan hanya berasal dari kualitas lawan. Ada musuh lain yang lebih berpengaruh, yaitu faktor iklim. Faktor itulah yang kini sudah harus dipikirkan semua cabor untuk meraih hasil gemilang dalam ajang yang digelar di Incheon, 19 September hingga 4 Oktober mendatang itu. Atletik sudah membuktikannya sendiri. Pelajaran berharga itu didapatkannya saat mengirimkan atletnya ke kejuaraan atletik Asian Indoor 2014 di Hangzhou, Tiongkok, yang berakhir Minggu lalu (16/2). Salah satu atlet pelatnas Asian Games yang dikirimkan, Maria Natalia Londa tercecer dari tiga besar. Maria hanya finis di urutan keempat dengan lompatan sejauh 6,18 meter. Dia masih kalah dari pesaing-pesaingnya seperti Yurina Hiraka (Jepang), Darya Rezchinenko (Uzbekistan) dan Jiang Yanfei (Tiongkok). Bahkan, dari Yanfei yang notebene peraih medali perunggu, Maria terpaut 4 sentimeter. Dinginnya suhu udara di kota yang terdapat di belahan Tiongkok bagian timur pada saat ajang itu berlangsung mencapai 2 derajat Celcius. Suhu yang tidak jauh berbeda sepertinya juga bakal dirasakan di Incheon. Sekalipun pada bulan September hingga Oktober mendatang Korsel tidak berada pada musim dingin, melainkan musim gugur. Meskipun musim gugur, suhu udaranya berkisar 12 derajat Celcius, atau tiga digit lebih dingin jika dibandingkan di Naypyitaw, tempat berlangsungnya perlombaan atletik dalam SEA Games 2013 lalu. \"Nah, di situlah tantangan bagi kami, bagaimana caranya atlet bisa mudah beradaptasi terhadap suhu udara yang dingin sekalipun,\" ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB PASI, Budi Darma Sidi, kemarin (19/2). Budi menyebut, pihaknya belum mendapatkan data lengkap mengenai performa keempat atletnya di dalam ajang dua tahunan tersebut, termasuk Maria. Hanya, dirinya mendapatkan kabar bahwa atlet yang diprediksi tembus Olimpiade 2016 Rio de Janeiro itu terganggu dinginnya suhu udara hingga kakinya sulit untuk digerakkan. Berikutnya, setelah mendapatkan laporan dari tim pelatih, maka pihak PASI bisa menentukan di sisi mana pembenahan akan dilakukannya untuk pelatnas Asian Games. \"Kalau untuk mengatasi suhu udara di Incheon, saya rasa tidak akan jauh berbeda di Myanmar. Hanya mungkin dari sisi kelembabannya saja yang lebih terasa,\" bebernya. Dari sisi latihan, tidak akan ada rencana memboyong atlet pelatnas ke kawasan dengan suhunya yang lebih dingin dibandingkan Denpasar, Jakarta, ataupun Pengalengan sekalipun. Solusinya, ungkap Budi, mungkin bisa disiasati dari fasilitas pendukungnya. \"Bisa saja kami memberikan kostum yang didesain untuk menjaga tubuh atlet dari pengaruh suhu udara,\" imbuhnya. Terlepas dari kegagalan Maria mencapai podium, Budi tidak menolak kata gagal dalam hasil ini. Selisih empat sentimeter untuk level Asia sudah cukup bagus. Apalagi masih ada waktu untuk tim atletik Indonesia berbenah. \"Lagian ini kan masih dalam fase persiapan umum. Harusnya, Maria baru bisa kami turunkan di kejuaraan dua bulan lagi. Dengan porsi belum pada waktunya dan persiapan apa adanya, hasil ini sudah cukup bagus,\" tandasnya. (ren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: