Pemkab Minta Tambahan Kuota

Pemkab Minta Tambahan Kuota

INDRAMAYU – Puluhan perwakilan tenaga honorer katagori 2 (K2) akhirnya memenuhin janjinya untuk melakukan unjuk rasa. Kali ini mereka mendatangi gedung DPRD Indramayu, guna mengungkapkan sejumlah permasalahan maupun keluhan, Kamis (20/2). Kedatangan mereka diterima Ketua Komisi A DPRD Indramayu, H Soekarno Ermawan MM MBA, Wakil Ketua Komisi A Raden Rio Resmana ST, dan anggota DPRD Ir Harris Solihin. Tampak hadir Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Indramayu, Drs H Eddy Mulyadi MM. Kedatangan puluhan tenaga honorer tersebut terkait pengumuman hasil seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) bagi honorer K2, yang baru saja dilakukan belum lama ini. Mereka menyatakan kecewa karena untuk Kabupaten Indramayu hanya 201 orang atau sekitar 17% yang lolos seleksi dari 1.176 tenaga honorer K2. Sementara lebih dari 900 tenaga honorer K2 gagal, dan nasibnya tidak jelas. “Kami datang untuk meminta transparansi dan kejelasan, terkait hasil pengumuman CPNS yang banyak kejanggalan. Selain tidak transparan karena hasil passing grade tidak diumumkan, kami juga menemukan adanya peserta yang lulus seleksi CPNS padahal tidak terdaftar sebagai tenaga honorer,” ungkap Ketua Forum Solidaritas Honorer Daerah Indramayu (FOSHDI), Agung Suprayogi. Salah seorang guru honorer asal Terisi, Nanang Suryana juga mengaku sangat kecewa karena hanya sedikit tenaga honorer K2 asal Indramayu yang lolos. Menurutnya, nasib tenaga honorer sangat memprihatinkan. Karena banyak yang hanya menerima pendapatan Rp200 ribu, bahkan Rp100 ribu per bulan. Untuk itu ia berharap kepada pemerintah daerah maupun DPRD untuk bisa memperjuangkan ke pemerintah pusat, agar mereka bisa diangkat menjadi CPNS. “Kami benar-benar sangat prihatin. Apalagi banyak tenaga honorer yang sudah puluhan tahun mengabdi ternyata tidak lolos. Bahkan ada yang sudah berusia 60 tahun, tapi masih saja menjadi tenaga honorer,” ujarnya. Nasib lebih mengenaskan dialami Tala Ardiansyah, yang masih berstatus sebagai guru bantu. Ia masuk ke tenaga honorer K1 dan semestinya sudah diangkat CPNS, namun ia dimasukkan ke honorer K2. Lebih menyedihkan lagi, ia tidak lolos seleksi CPNS, sementara untuk honorer K1 sebelumnya langsung diangkat CPNS tanpa tes. Salah seorang tenaga honorer, Makramiharja SPdI, bahkan sampai menangis. Ia mengaku sangat malu dengan keluarga maupun lingkungan, karena sampai saat ini masih juga berstatus tenaga honorer. Pernyataan mengejutkan diungkapkan Selvy Sandriyani SPd, honorer di UPTD Pendidikan Kecamatan Balongan. Ia mengaku mengetahui adanya kejanggalan dalam pengumuman CPNS dari honorer K2. Menurutnya, ada orang yang lolos seleksi CPNS yang baru saja diumumkan, padahal yang bersangkutan bukan merupakan tenaga honorer K2. “Saya benar-benar kecewa. Kami yang sudah menjadi tenaga honorer cukup lama tidak lolos, sementara ada yang belum pernah menjadi tenaga honorer justru lolos seleksi CPNS,” ungkapnya kesal. Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Ketua Komisi A DPRD Indramayu, H Soekarno Ermawan MM MBA, mengaku bisa memahami keinginan para tenaga honorer. Menurutnya, berbagai masukan tersebut akan ditindaklanjuti. “Kami sangat mendukung keinginan kalian, para tenaga honorer. Hanya saja kami tentunya terbentur dengan aturan yang dibuat pemerintah pusat. Meskipun demikian, kami tetap akan melakukan upaya maksimal bersama eksekutif,” ujarnya. Sementara Kepala BKD Kabupaten Indramayu, Drs H Eddy Mulyadi MM mengatakan, seleksi CPNS tahun ini memang sepenuhnya menjadi kewenangan pusat dan pemda tidak diberi kewenangan apapun. Eddy juga mengaku setuju kalau tenaga honorer K2 yang masih tersisa diangkat menjadi CPNS. Namun lagi-lagi terbentur aturan pusat. Meskipun demikian, tuturnya pihaknya juga sudah mengajukan tambahan kuota ke pusat, karena Indramayu hanya kebagian 17% dalam seleksi kali ini. “Kami sudah mengirimkan surat yang ditandatangani Bupati ke MenPAN, untuk meminta agar kuota CPNS ditambah. Mudah-mudahan bisa direspons, syukur-syukur sisa honorer yang ada bisa diakomodir semua,” ujar Eddy. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: