SMK Salajambe Butuh Bantuan Pemerintah
SALAJAMBE - Meski SMK Al-Ihya bersatus swasta, namun pihak yayasan meminta perhatian dan juga bantuan pemerintah agar kegiatan KBM bisa berjalan lancar. Sebab, akibat bencana alam semua banyak sarana belajar yang tidak bisa difungsikan sama sekali. “Kami menderita kerugian Rp1,2 miliar, masa tidak ada bantuan sepeser pun kepada kami. Jangan melihat kami sebagai sekolah swasta, tapi kami mendidik siswa untuk mencerdaskan warga Kuningan. Sebab, meski swasta kami tidak beroentasi mencari untung,” ucap Kepala SMK Al-Ihya Haris Subhan MSi kepada Radar, kemarin (20/2). Menurutnya, semua barang yang terendam itu tidak bisa digunakan sama sekali, sehingga menjadi barang rongsokan. Begitu juga lima motor yang ikut hanyut kalau ditemukan tentu tidak bisa digunakan kembali. Hingga saat ini, kata dia, perhatian pemerintah dinilai cukup bagus. Terbukti dengan peninjauan bupati dengan perwakilan disdikpora di sekolahnya. Tapi pihaknya berharap, tidak hanya perhatian tapi yang lebih penting lagi saat ini bantuan. Pihaknyanya berjanji, berapa pun bantuan pasti akan diterima. Hal itu sebagai solusi agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali dengan normal. “Untuk praktik, SMKN 1 akan memberikan bantuan dengan cara memberikan tempat khusus ketika siswa kami mau peraktik. Namun, syaratnya harus datang sendiri. Meski begitu kami pasti akan datang karena butuh,” ucap Haris. Ditanya kegiatan KBM, Haris mengatakan, akan dilakukan mulai minggu depan. Pihaknya, saat ini fokus untuk pembersihan ruang sekolah yang terendam. Diperkirakan butuh waktu minimal dua minggu akan kembali ke seperti semula. Rencannya, dari 13 lokal yang terendam ada sembilan ruangan di lantai dua yang bisa digunakan untuk belajar. Pihaknya yakin, dengan jumlah ruangan tersebut bisa digunakan untuk menampung siswa sebanyak 310 orang. Menurut Haris, beruntung bangunan sekolahnya yang dibangun 2006 relatif kokoh. Sehingga saat banjir disertai longsor menghantam sekolahnya tidak sampai ambruk. Ia juga menyebutkan, kejadian banjir dan longsor besar baru kali pertama di Salajambe. “Dari kecil hingga besar, saya tumbuh di desa ini, maka mengetahu persis. Mengenai kejadian ini memang murni alam yang diakibatkan hujan deras dan air sungai melaup,” jelasnya. Akibat banjir dan longsor Selasa (18/2) malam lalu, kerugian yang dialami SMK Salajambe mencapai Rp1,2 miliar. Karena bukan hanya 13 ruang yang terendam banjir, namun juga mebeler, 30 unit komputer, tiga unit mobil, dan lima unit motor yang semuanya milik sekolah rusak. Kemudian ada satu lokal ruang kelas yang jebol dihantam oleh air sungai yang membawa material pasir dan juga pohon besar. Begitu juga kaca-kaca ikut hancur. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: