Disparbud Bakal Gelar Lomba Aksara Sunda
KUNINGAN - Dalam waktu dekat Disparpud Kuningan bakal menggelar lomba aksara Sunda. Hal tersebut untuk membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap aksara Sunda. Menurut Kadisparbud Kuningan Drs Teddy Suminar, lomba akan dihelat 24 Februari di Gedung Kesenian Kuningan. Peserta tidak dibatasi, semakin banyak semakin bagus. “Sasaran kami menghidupkan lagi kecintaan kepada aksara Sunda. Dengan digelar lomba ada motivasi tersendiri sehingga perserta akan mengeluarkan semua kemapuan yang dimiliki,” jelas Teddy kepada Radar, baru-baru ini. Diterangkan, mengenai mekanisme untuk perlombaan adalah setiap peserta diberikan satu lembar tulisan untuk ditransfer ke aksara Sunda. Bukan hanya ketepatan arti penulisan tapi juga kerapihan tulisan. Mantan kabid Keluarga Berencana ini mengatakan, apa pun hasil dari perlombaan akan dijadikan agenda turin setiap tahun. Pihaknya, juga akan rutin melakukan pelatihan aksara Sunda. “Kami bersykur pada tahun ini banyak kegiatan di disparbud, sehingga lebih bersemangat,” jelasnya lagi. Selain bakal menggelar agenda budaya dan kesenian yang rutin dilakukan, pada tahun ini pihaknya menghidupkan kembali beberapa gelaran yang sempat vakum. Sebagai contoh, Festival Gedung Linggarjati. Dalam Festival Gedung Linggarjati, setiap tahunnya hanya menggelar acara Peringatan Perundingan Linggjati secara sederhana. Untuk tahun ini rencananya bakal lebih semarak digelar. Bahkan, para pengunjung akan disuguhkan bagaimana video perundingan tersebut. Teddy menyebutkan, festival yang akan digelar merupakan kali kedua. Sebelumnya, pernah dilakuan pada tahun 1992. Ketika itu Pemerintah Kabupaten Kuningan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dibantu Pemerintah Pusat serta para tokoh sejarah dan budayawan Indonesia mengadakan acara yang diberi nama “Peringatan Perundingan Linggarjati”. Peringatan Perundingan Linggarjati berlangsung selama tiga hari tiga malam di Desa Linggarjati dan areal Gedung Naskah. Dalam rangkaian acara tersebut digelar berbagai pertunjukan kesenian. Masih dalam rangkaian Peringatan Perundingan Linggarjati, juga diadakan seminar tentang nama gedung tersebut yang semula dalam sejarah disebut Gedung Naskah. Setelah diseminarkan pemerintah Kabupaten Kuningan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat serta para tokoh sejarah dan budayawan, Gedung Naskah berubah nama menjadi Gedung Perundingan Linggarjati. Seusai acara Peringatan Perundingan Linggarjati, pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuat nama “Gedung Perundingan Linggarjati”. Sejak saat itulah Gedung Naskah berganti nama menjadi Gedung Perundingan Linggarjati sampai dengan sekarang. “Kami ingin acara yang berlangsung lebih semarak dari tahun 1992 sehingga tengah disusun konsep secara matang,” pungkasnya.(mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: