David Ancam Mundur dari Porda
SUMBER – David Aryanto mengancam mundur dari tim Porda Jabar XII/2014. Pebiliar Kabupaten Cirebon tersebut menyebut, alas an mundur karena tim biliar proyeksi porda sudah sebulan libur latihan. Perlengkapan yang dijanjikan KONI sampai saat ini belum dipenuhi. Ancaman David disampaikan melalui pesan singkat kepada Ketua Umum Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Kabupaten Cirebon, Yundi Rosa Waspada, 11 Februari lalu. David merupakan pebiliar andalan POBSI di tiga nomor yakni single dan double 15 ball, serta double 8 ball. Di nomor double 15 dan 8 ball David berpasangan dengan Doni Husen. Yundi mengungkapkan bahwa dana operasional POBSI memang telah habis. Karena itu, dirinya terpaksa meliburkan latihan bagi atlet yang terdiri dari 10 pebiliar. Ke-10 pebiliar tersebut lolos Babak Kualifikasi (BK) Porda 2014, November tahun lalu. “Kas POBSI kosong. Stimulan dan Anggaran BK dari KONI habis terpakai selama persiapan dan pelaksanaan BK,” terangnya, kemarin (21/2). Yundi menyayangkan anggaran perlengkapan yang sudah diajukan ke KONI sejak tahun lalu tak kunjung disetujui. Sehingga menimbulkan gejolak diantara para atlet. Menurut Yundi, POBSI membutuhkan empat set perlengkapan bertanding seharga Rp7,5 juta perset. “Untuk 10 atlet kita hanya butuh empat set kiyu (stik biliar). Kalau bertanding kan bisa gantian. Namun KONI belum menyediakan anggaran pengadaan perlengkapan,” keluhnya. Anehnya, meski telah kehabisan anggaran, Yundi tidak berusaha mencari sumber dana lain untuk operasional POBSI. Yundi hanya menanti dan berharap KONI segera memberikan solusi. “Kita tidak ada sponsor. Selama ini kekurangan dana, dan saya sendiri yang menanggungnya, dibantu Pak Wiharto (salah satu atlet Kabupaten Cirebon, red),” ujarnya. Sementara itu, ketika di konfirmasi, David membenarkan ancamannya untuk mundur. David terpaksa mengambil langkah tegas. Sebab, tidak ada kejelasan mengenai anggaran. David menegaskan, jika sampai bulan Maret anggaran tetap tidak jelas dan perlengkapan tidak dipenuhi, maka dirinya akan benar-benar mundur dari tim porda. “Kita perlu kiyu tidak hanya untuk bertanding dan latihan. Kalau kiyu tidak ada, mana bisa kita latihan dengan baik. Padahal, kita dituntut untuk dapat medali,” tukasnya. Terpisah, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabinpres) KONI Kabupaten Cirebon Didin Jaenudin menyarankan agar POBSI tidak cengeng. Artinya, tidak hanya mengandalkan KONI untuk mendapatkan anggaran. Menurut Didin, para pengurus cabang olahraga (cabor) pun harus lebih kreatif mencari sumber dana lain. Sebab, KONI dengan anggaran yang terbatas sulit mencukupi seluruh keinginan cabor. “Bukannya KONI tidak memberikan perhatian. Tapi, kita semua berangkat dari keprihatinan. Karena itu, cabor tidak bisa hanya mengandalkan KONI,” jelasnya. (ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: