Pemasangan Pipa PDAM Belum Maksimal

Pemasangan Pipa PDAM Belum Maksimal

MAJALENGKA – Pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Majalengka mengalami kebocoran di beberapa titik. Sehingga air yang sampai ke pelanggan kurang maksimal. Direktur PDAM Majalengka H Aan Suhanda SSos MSi melalui Kabag Hubungan Pelanggan Nana Mulyana mencatat sejak satu pekan yang lalu, sedikitnya ada kebocoran empat pipa di beberapa titik dari jalur Panyingkiran-Sukahaji. Pihaknya menilai kebocoran ini diduga akibat pekerjaan para kontraktor belum seluruhnya berjalan secara optimal. Pecahnya pipa yang terkubur itu akibat adanya material batu dari getaran pendistribusian air. “Kalau air sedang mengalir otomatis ada getaran. Sehingga jika di dalamnya ada batu yang memantul dari getaran bisa membuat pipa kemudian pecah,” ujarnya, kemarin (26/2). Belum maksimalnya pekerjaan dari para kontraktor membuat pihaknya dibuat kerepotan. Sebab, dalam hal mekanisme penambahan pemasangan pipa baru di setiap titik, PDAM hanya menerima hasil jadi saja. Tentunya, setelah proses tersebut diserahkan kepada pihaknya, dalam hal perbaikan ini tentu menjadi tanggung jawab pihaknya. Nana menjelaskan, mekanisme pemasangan tersebut dilakukan oleh satuan kerja (satker) baik dari pusat maupun provinsi. Pasalnya, sejak tahun 2009 yang lalu, kala itu Wakil Presiden (Wapres) Yusuf Kalla menginstruksikan supaya anggaran atau dana kementerian pekerjaan umum dialokasikan dari APBN melalui BBWS. Hal ini dari target pemerintah yakni 10 juta sambungan rumah di seluruh Indonesia. “Oleh karena itu, dari bantuan itu kami hanya sebatas mengusulkan penambahan pemasangan pipa baru saja. Setelah itu pengerjaan dilakukan oleh satker pusat maupun provinsi. Karena kalau kita yang melakukan, PDAM memiliki kualitas tersendiri untuk mengoptimalisasi perpipaan di beberapa jalur,” terangnya. Di samping itu, beberapa kendala selain faktor alam, beberapa pipa yang digunakan oleh pelanggan dan konsumen kondisinya sudah aus. Akibatnya, hal itu berpengaruh dengan sering terjadinya pendistribusian saluran air tidak berjalan normal. Untuk memperbaiki kondisi pipa yang mengalami kerusakan pun dibutuhkan biaya yang cukup besar yakni lebih dari angka Rp1 miliar. “Hingga akhir tahun 2013 saja, para pelanggan se-Kabupaten Majalengka sudah berada pada angka 19 ribu konsumen. Untuk mengantisipasi keluhan para pelanggannya, dalam perbaikan pipa yang sudah rusak, kami terus mengoptimalisasikan program modifikasi pipa yang sudah aus secara bertahap,” tambahnya. Program yang tengah di jalankan PDAM tersebut, lanjut Nana, sebagai efisiensi biaya lebih. Hal itu sudah menjadi pertimbangan terkait meliputi perbaikan izin masyarakat, jalan yang harus diganti dan waktu pengerjaan. Sehingga cara bertahap tidak mengeluarkan biaya besar meski pendistribusian air tidak terlalu parah. “Untuk wilayah Majalengka kota saja, dari jumlah konsumen yang mencapai 5 ribu pelanggan masih banyak yang harus dimodifikasi. Untuk itu, kami berharap kepada para pekerja yang baru-baru ini telah memasang pipa baru kedepan agar memperhatikan dari berbagai aspek agar dikemudian hari kondisi pipa tidak cepat rusak karena berbagai akibat,” harapnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: