Warga Jerukleueut Minta Perbaikan Permanen
MAJALENGKA – Musibah pergerakan tanah yang mengakibatkan puluhan rumah di Blok Manis Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi dindingnya retak dan ambrol, telah berlangsung kurang lebih 1,5 bulan. Masyarakat yang rumahnya rusak, mulai meminta kejelasan status perbaikan rumah mereka. Meski sudah mulai memperbaiki sendiri rumah mereka yang kondisinya baru sebatas retak di bagian dinding dan lantainya, namun perbaikan tersebut dilakukan alakadarnya. Hal ini mengingat , karena untuk memperbaiki rumah warga seperti posisi awal, diperlukan biaya yang cukup besar. Ketua RT setempat Amin, mengaku jika sejak pertama kali bencana ini terjadi pertengahan bulan Januari 2014 lalu, sudah banyak kunjungan dan lawatan dari pihak pemerintah, untuk menyurvei maupun memberikan bantuan sementara kepada warga korban bencana pergerakan tanah di Jerukleueut ini. Bahkan, kata dia, sejumlah politisi yang hendak manggung di ajang Pileg 2014 nanti, juga telah mengunjungi wilayah ini untuk memberikan bantuan alakadarnya. Meski tidak menafikan manfaat dari bantuan tersebut, namun warga lebih berharap adanya bantuan riil yang bisa mengupayakan agar kediaman mereka kembali utuh seperti sedia kala. \"Kalau yang berkunjung ke sini sih banyak. Ada yang ngasih bantuan alakadarnya, ada juga yang ngasih sumbangan sekalian kampanye segala. Bukannya nolak rezeki, emang ada manfaatnya. Tapi, lebih manfaat lagi kalau rumah warga yang rusak bisa dibenerin lagi seperti posisi awal. Sekarang warga yang rumahnya rusak masih khawatir kalau mau nempatin lagi rumahnya. Mau ngebenerin, duitnya ga cukup,\" keluh Amin. Sanudi, salah satu korban mengaku jika saat ini rumahnya yang mengalami kerusakan pada bagian dinding serta lantainya, sudah sangat sulit untuk diperbaiki. Pasalnya, kondisi kerusakan, terutama bagian lantainya mengalami ambles ke bawah sampai belasan sentimeter sehingga mempengaruhi struktur konstruksi bagian rumah lainnya. “Kalau dibenerin lagi pasti susah. Soalnya tanahnya ambles ke dalam, pondasi sama tembok rumeh juga banyak yang berubah posisinya. Kalau dipaksain bisa aja sih, tapi percuma butuh duit banyak tapi ga bakalan kokoh seperti semula. Habis buat benerinnya aja bisa sampe puluhan juta,” kata dia. Dikatakan, berbeda lagi jika posisi pergerakan tanahnya nyembul keluar, mungkin perbaikannya bisa diakalin sedikit-sedikit. Namun, kata dia, hasil perbaikannya pun tetap tidak seratus persen menjadikan kondisi rumah dan bangunan mereka kembali kokoh seperti sedia kala. Menurutnya, dinding retak yang semula menganga kecil, saat ini sudah menganga cukup bersar. Bahkan, dinding di beberapa rumah warga yang tadinya hanya berkisar antara beberapa sentimeter saja, kini sudah banyak yang kondisi amblesnya mencapai belasan, bahkan puluhan sentimeter. Kepala Desa Jerukleueut Ardi AMd mengakui jika saat ini warga yang rumahnya jadi korban kian resah dengan ketidakpastian penanganan bencana lebih lanjut. Pasalnya, dengan kondisi keprihatinan yang telah berlangsung lebih dari sebulan tersebut, banyak di antara mereka yang menginginkan situasi pascabencana ini, bisa kembali seperti semula. Terutama kondisi kediaman mereka yang berharap bisa ditata ulang. Sedangkan, untuk memenuhi keinginan warga tersebut, pihaknya mengaku cukup kesulitan, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki desanya. Sehingga, mau tidak mau, mesti ada bantuan perbaikan rumah secara permanen dari pemerintahan yang lebih tinggi, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten maupun Pemprov Jabar. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: