DPRD Dorong Pemkab Berinovasi Kelola Pasar Batik Trusmi

DPRD Dorong Pemkab Berinovasi Kelola Pasar Batik Trusmi

AUDIENSI. RDC melakukan audiensi bersama Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, dan sejumlah dinas terkait lainnya.-Samsul Huda-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COMDPRD Kabupaten Cirebon mendorong pemerintah daerah berinovasi dalam mengelola pasar batik trusmi. Pasalnya, tidak sedikit kondisi bangunan pasar batik tidak terawat. Kosong.

Hal itu pun disesalkan banyak pihak. Salah satu DPRD Kabupaten Cirebon, turut prihatin terhadap kondisi tersebut. Padahal, pembangunan pasar plat merah tersebut menelan anggaran miliaran rupiah.

Persoalan itu juga dibahas dalam ruang diskusi. Kemarin, Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon melakukan audien bersama Ruang Diskusi Cirebon (RDC) dan sejumlah dinas terkait. Diantaranya dari Bapelitbangda, Disperdagin, Dinas Pariwisata, Diskominfo, Dishub, dan Disdik.

Wakil Ketua Komisi II, H Mohamad Ridwan MPdI, mengatakan, terdapat tiga poin utama dari hasil audiensi tersebut. Pertama, kesepakatan bersama untuk meningkatkan daya saing pasar batik trusmi. Kedua, pentingnya komunikasi untuk memunculkan ide dan inovasi.

BACA JUGA:BRI Tampilkan Perjalanan Transformasi Digital di Product Development Conference 2024

"Bagi RDC, ketika mempunyai gagasan untuk menggelar even, tinggal dikomunikasikan saja. Kami sepakat," terangnya. Ketiga, pentingnya inovasi. Jangan pernah lelah untuk berinovasi. "Yakinlah suatu saat pasti berhasil, seperti halnya di Malioboro Yogyakarta,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, R Hasan Basori MSi menyampaikan, pihaknya mendorong RDC menjadi tokoh intelektual yang bisa mengkoordinir komunitas. Pun ikut andil mencari formulasinya untuk bisa meramaikan pasar batik.

"RDC ini dikenal dengan kepiawaiannya dalam dunia akademis dan sosial, diharapkan dapat berperan aktif dalam mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pasar batik," kata pria yang akrab disapa RHB itu.

Menurutnya, pemerintah daerah pun harus bisa merumuskan strategi yang tepat untuk menarik minat masyarakat kembali kepada produk batik lokal. "Kami melihat potensi besar dalam diri RDC untuk menjadi jembatan antara pengrajin batik, pelaku usaha, dan pemerintah. Harapannya, pasar batik bisa kembali hidup dan berkembang," ungkapnya.

BACA JUGA:Aplikasi SiPEPEK Kabupaten Cirebon Diributin Warganet: Pemda Cirebon Orang Semua!

RHB menjelaskan, Industri batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia, telah lama menjadi bagian penting dari perekonomian lokal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pasar batik mengalami penurunan signifikan. Berbagai faktor seperti persaingan dengan produk tekstil modern, kurangnya inovasi dalam desain, serta minimnya promosi menjadi tantangan utama yang dihadapi.

Sementara itu, Perwakilan RDC, Ani, menyoroti ketidakmatangan pemerintah dalam menganalisis dampak pembangunan pasar. Faktanya, tak ada geliat dari pembangunan pasar batik trusmi. "Masyarakat menyayangkan anggaran besar yang digelontorkan untuk pembangunan pasar, namun akhirnya terbengkalai dan sepi. Apakah hanya sekadar menggugurkan kewajiban?" tanya Ani.

Ani menekankan, seharusnya bangunan pasar yang menghabiskan anggaran pemerintah hingga miliaran rupiah bisa dirawat dan dioptimalkan. "Pasar ini seharusnya bisa menghasilkan pendapatan bagi daerah dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun kenyataannya sepi, seperti mati suri. Para pedagang banyak yang mengeluh karena merugi," katanya.

Di tempat yang sama, Kabid Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Eksoda) Bapelitbangda, Dini Dinarsih, memastikan pihaknya akan menyampaikan hasil audiensi kepada pimpinan. "Untuk meramaikan Pasar Sentra Batik Trusmi, butuh sinergitas dengan semua pihak agar pasar kembali menjadi ikon Cirebon dan menghidupkan kembali ekonomi lokal pasca pandemi," jelasnya.

BACA JUGA:Sesuai Janji, Kepala Desa Linggarjati Kembalikan Uang DKM

Ia menambahkan bahwa komunikasi intensif telah dilakukan dengan Disperdagin untuk mengembalikan keramaian pasar. “Kami sering mengadakan kajian dan rapat koordinasi untuk mendorong SKPD terkait memperbaiki akses jalan dan memasang lampu tematik,” katanya.

Dini mengungkapkan bahwa meskipun anggaran besar sudah dianggarkan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan pengurangan anggaran. "Usaha kami dari Pemda sudah maksimal untuk menghidupkan kembali pasar ini agar optimal keramaiannya. Namun, kami juga diminta untuk meredesain dan mengatur manajemennya," pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: