CLS Jadikan Reguler Season Seperti Playoff

CLS Jadikan Reguler Season Seperti Playoff

SURABAYA – Menjelang Seri IV Speedy NBL Indonesia 2013-2014 pada 7-16 Maret nanti, pelatih CLS Knights Kim Dong-won menekankan pada para pemainnya tidak tidak lagi kalah. Meski masih seri keempat di antara enam seri, pelatih asal Korea Selatan itu meminta Dimaz Muharri dkk untuk tampil layaknya di championship series. ”Salah kalau bilang di musim reguler boleh kalah lalu membalasnya di championship seris. Sebab, kalau sekarang kalah, nanti bisa kalah lagi,” kata Mr Kim, sapaan Kim Dong-won seusai memimpin latihan CLS di GOR Kertajaya, Surabaya, kemarin (3/3). Di antara 15 pertandingan yang sudah dijalani, CLS sudah kalau tiga kali. Tidak terlalu buruk. Yaitu saat melawan Pelita Jaya Energi MP, Hangtuah Sumsel IM, dan Aspac Jakarta. Sebaliknya, CLS menjadi satu-satunya tim yang bisa mengalahkan Satria Muda (SM) Britama Jakarta musim ini, yaitu pada seri I di Malang. SM akan kembali dihadapi CLS pada laga perdana seri IV nanti. Tanpa mengesampingkan laga lain, Mr Kim sepertinya menyiapkan secara khusus timnya untuk mengalahkan tim yang sudah dua kali menjadi juara NBL itu. ”Justru itu (catatan pernah menang) yang harus diwaspadai, sebab mereka (SM) pasti punya misi untuk balas kekalahan,” kata Mr Kim. Kecuali cedera jari kelingking kiri yang dialami Rachmad Febri Utomo, secara umum persiapan CLS berjalan dengan baik. Febri bisa tampil di Bandung, namun dengan minute play yang tidak bisa maksimal. ”Cara bermainnya nanti yang diatur. Sebab dia pemain bagus. Saya taruh di posisi big man karena kakinya kuat, body contact-nya bagus, dan bisa drive masuk,” jelas Mr Kim tentang Febri. CLS memang salah satu tim papan atas yang punya stok big man paling minim. Hanya Dwi Haryoko yang bisa diandalkan di posisi itu. Karena itu, shooting guard seperti Febri coba didorong Mr Kim untuk main di posisi forward. Menurut pelatih asal Korea Selatan itu, peluang untuk memenangi big match, termasuk melawan SM, menurut Mr Kim terbuka lebar. Asal mindset pemain dalam menghadapi setiap laga itu benar. Setiap pertandingan harus disikapi layaknya pertandingan terakhir. ”Secara teknik, shooting tidak ada masalah .Tapi bagaimana si pemain shooting, itu yang harus dipahami. Setiap shoot harus berpikir layaknya hidup mati,” tandasnya. Point guard Dimaz Muharri menyatakan saat persiapan timnya adalah meningkatkan kekompakan. ”Agar saat satu pemain nggak bisa nyetak poin, yang lain bisa berkontribusi,” ucapnya. Di Bandung, jadwal CLS cukup berat. Selain melawan SM, mereka akan berhadapan dengan tim kuat seperti Hangutah, Stadium Jakarta, dan Garuda Kukar Bandung. Hasil pertandingan melawan SM akan sangat berpengaruh pada perjalanan CLS dalam menghadapi lawan kuat selanjutnya. (mid/ang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: