Strategi Kotoran Singa Terbukti Jitu, Macan Tutul di Desa Gunungmanik Kuningan Minggat

 

Juhari mengungkapkan, anak sekolah yang berangkat ke tempat belajar, diantar orangtuanya dengan kendaraan masing-masing.

Dirinya juga tidak mendengar kabar akan adanya pembelajaran secara daring. Selain itu, angkutan khusus untuk siswa setempat berangkat sekolah, juga tidak diberlakukan.

"Alhamdulillah normal, tidak ada diantar mobil khusus. Anak-anak biasa, diantar orangtuanya naik motor. Saya belum mendengar ada wacana pembelajaran daring, Alhamdulillah," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, menginformasikan bahwa tim gabungan yang terdiri dari BKSDA, BPBD, TNI/ POLRI, tokoh masyarakat dan juga warga setempat, melakukan patroli 24 jam.

 

Tak hanya ronda siang malam, sejumlah monitoring dan upaya penanganan macan tutul dilakukan tim gabungan, dari pemasangan camera trap, sampai menebar kotoran singa atau harimau di beberapa titik.

Upaya tersebut agar macan tutul yang sering mendekat ke pemukiman, segera menjauh dan kembali ke habitat aslinya di hutan.*

Sumber: